Gedhadhe-dab
Jumat, 6 September 2013 - 10:49 WIB

GEDHADHE DAB : Akal Bulus

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gedhadhe Dab (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Ilustrasi Gedhadhe Dab (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Den Bagus dan Mas Behi sudah akrab sejak masa SMA. Hingga kuliah, meski kampus mereka beda keduanya tetap ubyang-ubyung berdua.

Advertisement

Suatu ketika keduanya pengin cari angin dan cuci mata ke mal yang ada di Malioboro. Meski sesama tongpes, keduanya tetep dandan mlithit agar menarik perhatian cewek-cewek lain.

Saat berada di lantai tiga, Den Bagus dan Mas Behi ketemu Jeng Janeth dan Lady Cempluk, teman satu SMA dulu. Kebetulan dulu Den Bagus pernah naksir Jeng Janeth.

Sayangnya, taksiran Den Bagus bertepuk sebelah tangan.
Setelah say hello beberapa saat keduanya berpisah. Den Bagus dan Mas Behi turun ke lantai bawah untuk pulang, sedangkan Jenang Janeth dan Cempluk nampak masih ingin jalan-jalan.

Advertisement

Sampai di lantai dasar, timbul rasa iseng Den Bagus. Dia nampaknya masih dendam karena cintanya tak digape.
Den Bagus langsung menuju ke ruang informasi.

Di situ dia bilang sama Jon Koplo sang operator untuk mengumumkan bahwa Jeng Janeth ditunggu ayahnya di lantai dasar. “Oke mas langsung saya umumkan,” kata Koplo kepada Den Bagus.

Akal bulusnya Den Bagus, jika sudah diumumkan dia akan nggenjrit pergi meninggalkan mal untuk mempermalukan Jeng Janeth dan Cempluk.

Advertisement

Sayangnya akal bulus Den Bagus tidak lah mulus. Belum sempat beranjak dari ruang operator, mak benduduk dari belakang Jeng Janeth muncul. “Ayah aku di sini,” kata Janeth dengan suara lantang.

Melihat kondisi itu, Den Bagus dan Mas Behi wajahnya berubah kayak kepiting rebus. Sementara Jon Koplo sang operator hanya garuk-garuk meski kepalanya tidak gatal.

Febriana Sinta
Kledokan, Sleman

Advertisement
Kata Kunci : GEDHADHE DAB
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif