Soloraya
Rabu, 4 September 2013 - 15:01 WIB

Walikota Tancap Tiang Pancang Museum Keris

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah mesih pemasang pancang beton memulai pemasangan tiang pancang sebagai fondasi pembangunan museum keris di Jl. Bhyangkara, Solo, Rabu (4/9/2013). Pemancangan tiang perdana tersebut dilakukan oleh Walikota Solo Hadi Rudyatmo. ( Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO—Tuas mesin alat berat hydrolis digerakkan Walikota Solo, FX Hady Rudyatmo, Rabu (4/9/2013).  Tertancaplah tiang pancang dari beton sepanjang enam di lahan bassmen seluas 31 meter x 30 meter dengan kedalaman 3,5 meter. Tiang pancang itu adalah langkah awal pembangunan museum keris terlengkap di Indonesia yang terletak di Jl. Bhayangkara, Sriwedari, Solo.

Sementarar dalam pidatonya,  Walikota mencermati kondisi masyarakat modern sekarang ini secara perlahan semakin melupakan dan tak mengenal lagi makna yang tersimpan dalam keris. Benda pusaka tersebut dibuat tak hanya ditempa dan di plitiri, tetapi ada makna besar di balik itu.

Advertisement

“Tak hanya sekedar menyimpan berbagai macam dan jenis keris, setiap satu minggu sekali akan ada tata cara dan tahapan bagaimana proses pembuatan keris. Terlebih bagi anak-anak. Sebagai generasi penerus, nantinya akan dijelaskan ke mereka juga apa arti dan maknya yang terkandung dalam keris,” paparnya.

Hal tersebut dilakukan agar pengunjung yang datang tak sekedar melihat-lihat saja, namun harapannya mereka juga mampu menceritakan bagaimana proses pembuatan keris dan mengerti arti di tiap-tiap bagian keris, sehingga bisa menambah pengetahuan tradisi dan budaya Indonesia.
Museum keris tidak hanya memamerkan keris asal Solo dan sekitarnya.

“Tidak hanya keris Jawa saja, Indonesia kaya akan budaya keris, nanti akan mendatangkan juga keris-keris dari berbagai daerah Nusantara,” imbuhnya.

Advertisement

Kepala Disbudpar, Widdi Srihanto, kepada wartawan menyampaikan museum keris ini akan direncanakan rampung akhir tahun ini. Rencana tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan keris, museum  ini juga akan difungsikan sebagai ruang pameran, sarana sarasehan, kegiatan seni budaya lainnya.

“Tentu kami masih banyak belajar mengenai keris, salah satunya dengan menggandeng komunitas Brotosuro agar bisa merefleksikan layaknya filosifi budaya keris dari segi interior dan makanisme musem lainnya, tentu kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak karena belum mengetahui seluk-beluk pengetahuan keris secara mendalam,” papar Widdi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif