News
Rabu, 4 September 2013 - 19:22 WIB

KRISIS SURIAH : Rusia Tambah Kekuatan Militer, Kirimkan Kapal Penjelajah Berpeluru Kendali

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapal penjelajah berpeluru kendali AL Rusia, Moskva, terlihat dalam foto dokumentasi ini. Kapal penjelajah ini sekarang diberangkatkan ke kawasan Laut Tengah di tengah meningkatnya ketegangan terkait rencana serangan militer AS ke Suriah. (abc.net.au)

Kapal penjelajah berpeluru kendali AL Rusia, Moskva, terlihat dalam foto dokumentasi ini. Kapal penjelajah ini sekarang diberangkatkan ke kawasan Laut Tengah di tengah meningkatnya ketegangan terkait rencana serangan militer AS ke Suriah. (abc.net.au)

Solopos.com, MOSKOW – Rusia makin meningkatkan kekuatan militernya di Laut Tengah di tengah meningkatnya ketegangan terkait rencana AS menyerang Suriah. Setelah sebelum ini mengirimkan kapal pengintai militer, Rusia kini mengirimkan sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali.
Advertisement

Kantor berita Rusia, Interfax, Rabu (4/9/2013), yang mengutip sebuah sumber militer menyebut Rusia telah mengirimkan kapal penjelajah berpeluru kendali Moskva untuk mengambil alih komando dari unit angkatan laut yang sudah ada di kawasan Laut Tengah. Pengerahan kapal perang itu disebut untuk “melindungi kepentingan nasional Rusia.” Kapal penjelajah ini akan didampingi pula oleh sebuah kapal perusak dari Armada Baltik Rusia dan fregat dari Armada Laut Hitam.

“kapal penjelajah Moskva kini menuju Selat Gibraltar. Dalam waktu kira-kira 10 hari dia akan memasuki kawasan Laut Tengah di mana dia akan mengambil alih komando dan menjadi kapal bendera gugus tugas angkatan laut,” sebut sumber rahasia yang dikutip Interfax.

Terkait rencana serangan AS ke Suriah, Presiden AS Barack Obama telah mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh kunci di Kongres (parlemen AS). Serangan itu direncanakan sebagai bentuk peringatan dan hukuman kepada Presiden Bashar al-Assad yang dituduh bertanggung jawab atas serangan dengan senjata gas beracun terhadap warga sipil di kawasan permukiman pinggiran Ibukota Damaskus.

Advertisement

Moskow selama ini menjadi pendukung utama Suriah dan menjadi tameng negeri itu dari berbagai kecaman dan ancaman tekanan di PBB. Rusia juga menentang segala bentuk upaya aksi militer terhadap Suriah dengan menyatakan bahwa krisis dan perang saudara di negeri itu harus diselesaikan dengan dialog yang juga melibatkan Assad.

Di sisi lain Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara yang dirilis Rabu juga menyatakan bisa menyepakati serangan militer jika ada bukti kuat dan nyata yang menunjukkan rezim Damaskus memang melakukan serangan senjata gas beracun. Namun Putin juga mengulangi pernyataan pemerintahnya selama ini bahwa segala bentuk operasi militer ilegal tanpa dukungan PBB.

Pekan lalu Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pengiriman sejumlah kapal perang ke Laut Tengah merupakan bagian dari operasi penugasan rutin. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan pula Rusia tak punya maksud terlibat dalam konflik militer di Suriah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif