News
Kamis, 29 Agustus 2013 - 01:10 WIB

LP TANJUNG GUSTA RUSUH : Teroris Pelarian Tanjung Gusta Dibekuk saat Jadi Gelandangan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - LP Tanjung Gusta, Medan, beberapa saat setelah kerusuhan. (JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Solopos.com, JAKARTA — Mabes Polri kembali menangkap dua narapidana (napi) kasus terorisme yang kabur dari Lembaga Pemasyarakat (LP) Kelas I Tanjung Gusta, Medan, di Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (27/8/2013) sekitar pukul 16.00 WIB. Keduanya adalah Abdul Gani Siregar, 28, dan Nibras alias Arab, 22. Mereka ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan karena menjadi gelandangan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol. Agus Rianto mengatakan Abdul dan Nibras ditangkap di sebuah perkampungan dalam keadaan tidak membawa apapun. Bahkan menurut keterangan masyarakat, kata Agus, Abdul dan Nibras bertahan hidup dari belas kasihan warga kampung. “Mereka meminta-meminta bantuan seperti minta makan dan minum,” katanya, Rabu (28/8/2013).

Advertisement

Pada mulanya masyarakat merasa kasihan tetapi lama-lama mereka menjadi curiga dengan kelakuan kedua orang tersebut. Apa yang dicurigai oleh masyarakat tersebut akhirnya terbukti saat melihat sketsa dalam selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang dibuat oleh polisi. “Warga pun menginformasikan ke kami dan langsung kami lakukan penangkapan,” jelasnya.

Agus menambahkan penangkapan keduanya merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan dua teroris yang ditangkap sebelumnya, yakni Agus Sunyoto alias Syafaruddin alias Agus Gaplek dan Ridwan alias Ismail alias Iwan Cina. Mereka sudah dibawa ke Jakarta oleh tim Densus 88.

Hingga kini polisi berhasil menahan 13 napi teroris. Satu napi teroris yang belum diketahui keberadaannya yakni Fadli Sadama. Dia dijatuhi hukuman 11 tahun penjara. Para napi terorisme yang kabur Lapas Tanjung Gusta, termasuk Abdul, Nibras, maupun Fadli merupakan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga, Medan pada 18 Agustus 2010. Mereka juga merupakan pelaku penyerangan Polsek Hamparan Perak, Medan, dan terlibat dalam kasus latihan paramiliter di Aceh.

Advertisement

Sementara itu, Agus Martin (AM) alias Hasan Ansori (Has), 32, yang ditangkap di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, Minggu (25/8), diduga terkait dengan jaringan terorisme Poso, Sulawesi Tengah. Selain itu, Agus Martin juga berkaitan dengan sejumlah terduga teroris yang ditangkap di Cipayung, Jakarta Timur, dan Bekasi. Namun, polisi tak menyebut sejauh apa hubungan Agus Martin dengan kelompok Poso.

Keterkaitan Agus Martin dengan kelompok Cipayung dan Bekasi ditandai dengan hubungannya dengan Iqbal Khusaini alias Adrian Alamsyah alias Rian alias Rambo alias Iboy. “Dan AM [Agus Martin]  ini pernah membeli empat pucuk senpi [senjata api] laras pendek kaliber 9 mm dari Iqbal,” kata Agus.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif