SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Malam Lebaran lalu, Jon Koplo, seorang bapak muda asal Wonogiri, dibantu istri dan anak semata wayangnya, Tom Gembus, menyiapkan amplop-amplop mungil lengkap dengan isinya untuk dibagikan saat Lebaran tiba.
“Buat beli buku ya, Le?” ucap Koplo saat membagikan pitrah-nya kepada anak-anak yang sungkem kepadanya.
Namun peristiwa kecil yang tak terduga terjadi. Seorang bocah menangis di antara teman-teman lainnya. Sambil memegang amplop, ia dituntun ibunya mendekat ke arah Koplo hingga membuat obrolan orang-orang tua yang sedang kumpul ikut terhenti.
“Hlo, ada apa, Le? Sudah kebagian amplop ta?” tanya Koplo tak mengerti, sementara ibu anak kecil tersebut hanya tersenyum, seperti malu untuk berterus terang.
“Ini lo Mas, amplopnya Thole enggak sama dengan yang lain,” ucap lirih ibu tersebut.
“Oalah, amplopnya memang Pakde bikin beda kok, biar warna-warni,” balas Koplo sambil tersenyum dan mengelus rambut bocah itu.
“Ndak begitu, Mas. Maksudnya… amplop punya Thole kosong, enggak ada isinya,” kata si ibu tersebut yang membuat Jon Koplo njingkat.
Koplo buru-buru masuk ke kamar dan kembali lagi. “Maaf ya, mungkin Pakde lupa mengisinya. Ini, Pakde tukar,” kata Koplo sambil mengulurkan amplop lain. “Maaf ya Mas, jadi merepotkan,” balas si ibu tersebut. Koplo hanya tersenyum tak enak dan malu.
Seingatnya, amplop-amplop itu sudah terisi semuanya karena ia sudah mengeceknya. “Apa anak itu berbohong ya?“ batin Koplo, namun segera ia menepisnya.
Baru sore harinya, ternyata Tom Gembus, anaknya, mengaku telah mengambil isinya. Rupanya Gembus jengkel setelah sibuk membantu namun tak diberi jatah amplop. Koplo tak marah dan justru meminta maaf karena lupa untuk menghadiahi angpao Lebaran untuk anaknya sendiri.
Yusuf Cahyono, Kaloran Lor RT 003/RW 005 Giritirto, Wonogiri
