Soloraya
Senin, 26 Agustus 2013 - 10:35 WIB

SUMBER AIR : Luweng Ngapak Tak Dapat Dijadikan Sumber Air

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Harapan warga untuk menyedot air dari Luweng Ngapak di Dusun Pomahan, Desa Petirsari, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri sirna. Sebab, beberapa peneliti dari pecinta alam belum menemukan sumber air setelah turun hingga kedalaman sekitar 150 meter.

Tokoh masyarakat setempat, Sutarman, mengatakan beberapa bulan lalu tim pencinta alam dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mencoba memasuki luweng tersebut. Namun, setelah menuruni lubang vertikal hingga sekitar 150 meter, belum ditemukan aliran air.

Advertisement

“Tapi, mereka [pecinta alam UMS] menemukan batuan berongga yang mirip gua. Tim juga sempat menyusuri hingga sekitar 600 meter dan tetap tidak menemukan sumber air. Hanya, terkadang muncul kabut dan kemudian menghilang lagi,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (25/8/2013).

Ia menambahkan sejak luweng dibuka kembali oleh warga pada awal 2012, beberapa bulan lalu baru dicek warga yang berani masuk ke luweng. Sebab, mereka berharap ada sungai bawah tanah di dalam luweng tersebut sehingga bisa dijadikan sumber air saat kemarau.

“Dulu, sekitar tahun 1971, pernah dicek dengan memasukkan topi yang diberi batu ke luweng dengan menggunakan tali. Saat itu, ada sesuatu yang membuat topi hanyut di kedalaman sekitar 70 meter dan juga sering muncul kabut. Hal itulah yang membuat warga berpikir ada air di dalam luweng tersebut,” ujarnya.

Advertisement

Menurutnya, kini warga tidak berharap banyak dan tetap mengandalkan air bersih dengan membeli air dari tangki saat musim kemarau. “Saat ini, luweng itu dibiarkan saja oleh warga. Luweng itu bisa menjadi lokasi petualangan bagi mereka yang hobi menjelajah gua,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Geologi Air Tanah dan Energi, Eko Septaningsih, mewakili Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM), Arso Utoro, mengatakan tahun lalu telah ada pengecekan ke luweng tersebut.  “Memang ada tanda sumber air di sana yakni dengan munculnya kabut dari dalam luweng. Hanya, kami tidak bisa mengetahui kedalamannya. Tapi, kami belum mengusulkan penyedotannya karena memerlukan penelitian lebih lanjut untuk kepastian kedalamannya,” katanya kepada wartawan, Minggu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif