Soloraya
Minggu, 25 Agustus 2013 - 08:10 WIB

BIOGAS : BLH Sragen Dukung Pengembangan Biogas di Nganti

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen, Ismanto, memotong pita peresmian biogas di Dukuh Nganti, Desa Nganti, Kecamatan Gemolong, Sragen, akhir pekan kemarin. ( Ika Yuniati/JIBI/Solopos)


Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen, Ismanto, memotong pita peresmian biogas di Dukuh Nganti, Desa Nganti, Kecamatan Gemolong, Sragen, akhir pekan kemarin. ( Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN –Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sragen bakal mengembangkan pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi biogas di Desa Nganti, Kecamatan Gemolong.

Advertisement

Saat ini, hanya ada sekitar empat rumah yang sudah memanfaatkan teknologi tersebut. Padahal, menurut Kapala Desa Nganti, Suwondo, saat ditemui dalam acara penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Desa Nganti, akhir pekan kemarin,  jumlah sapi ternak di desa tersebut lebih dari 500 ekor. Ratusan ekor sapi itu, bisa menghasilkan kotoran dengan jumlah yang cukup banyak per harinya.

Sementara, teknologi biogas baru diterapkan di sekitar empat rumah hasil dari KKN Mahasiswa UGM tahun ini dan beberapa tahun lalu. Kepala Dinas BLH Sragen, Ismanto, Sabtu, saat mendatangi acara penutupan KKN Mahasiswa UGM 2013, menjelaskan selama ini pihaknya sudah mengembangkan pemanfaatan biogas di sejumlah lokasi. Tak hanya yang berasal dari kotoran ternak, namun juga sampah lingkungan dan ampas tahu. Lokasinya ialah di Masaran, Kalijambe dan beberapa daerah lainnya di wilayah utara dan selatan Kali Bengawan.

Jika praktik pembuatan biogas yang dilakukan Mahasiswa UGM melalui KKN tahun ini berhasil, Ismanto mengatakan pihaknya bakal mengembangkan pemanfaatan ternak hewan itu di Desa Nganti. Pengembangan itu bakal diusulkan untuk dibiayai dana APBD Kabupaten Sragen.

Advertisement

“Kalau dari UGM ini dirasakan hasilnya bagus, nanti akan dikembangkan. Tapi enggak tahun ini karena belum ada anggaran,” tandasnya.

Penanggungjawab Program KKN UGM 2013 kelompok JTG 19, Rifki Alfrianto, Sabtu, menerangkan program pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas ini dirancang sejak dua bulan lalu. Mahasiswa KKN UGM yang jumlahnya sekitar 25 orang itu membuat instalasi untuk biogas dibantu mitra mereka dari Biru Solo. Hasilnya, mereka mampu membuat sebuah instalasi biogas yang nantinya bisa dimanfaatkan tiga kepala keluarga (KK) di RT 004/RW002, Dukuh Nganti, Desa Nganti, sebagai bahan bakar alternatif. Biogas tersebut memiliki kapasitas sekitar sepuluh meter kubik.

Rifki mengatakan awalnya mereka berencana membuat biogas untuk pengering gabah. Namun karena mereka anggap bakal tak tepat guna untuk masyarakat sekitar, akhirnya beralih ke pembuatan biogas sebagai bahan bakar memasak agar bisa digunakan sebagai pengganti elpiji. Ia juga mengatakan sebelum pembuatan instalasi biogas tersebut, mereka mengadakan pelatihan dengan masyarakat sekitar. Harapan mereka, pasca KKN UGM berakhir, masyarakat bisa menggunakan biogas tersebut tanpa kesulitan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif