News
Jumat, 23 Agustus 2013 - 17:44 WIB

HARI REMAJA INTERNASIONAL : Remaja Perlu Perhatian Khusus

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Home Schooling Kak Seto (HSKS) Solo bekerja sama dengan Yayasan Kampung Halaman mengadakan Bioskop Remaja bagi para homeschooler dan warga setempat,  Jumat (23/8/2013). Acara  yang  diselenggarakan di rumah HSKS ini memperingati Hari Remaja Internasional yang jatuh setiap 12 Agustus.  Tidak kurang dari 82 orang ikut menyaksikan pemutaran  film bertema pendidikan dan lingkungan karya remaja-remaja Indonesia.

Menurut penanggung jawab acara, Ratmurti Mardika, Bioskop Remaja baru pertama kali diadakan di HSKS, Jl. Cocak I No. 3-4, Mangkubumen, Solo. Ratmurti berharap  film-film tersebut mampu memberikan ilmu dan pengetahuan bagi penonton. “Film-filmnya sangat natural karena dibuat oleh remaja. Kenaturalan itu diharapkan mampu menanamkan kedekatan antara penonton dengan apa yang ditonton,” kata saat ditemui solopos.com di sela-sela acara.

Advertisement

Bagi Ratmurti, peringatan Hari Remaja Internasional perlu diadakan karena di Indonesia remaja tidak diakui keberadaannya, terutama dalam hukum. Menurutnya, di Indonesia hanya ada anak-anak dan orang dewasa. Padahal, usia remaja itu ada dan mereka membutuhkan perlakuan yang khusus.

“Remaja tidak bisa disamakan dengan anak. Mereka tidak mau dituntun seperti anak-anak karena mereka merasa sudah dewasa. Tetapi, mereka juga belum bisa dibebaskan sepenuhnya seperti orang dewasa,” jelas salah satu tutor di HSKS ini.

Menurut Ratmurti, remaja perlu diberi banyak kegiatan-kegiatan positif yang dapat menguras tenaga mereka, seperti kesenian dan olahraga. Hal ini juga untuk melatih mereka berpikir struktural, bukan reaksional. “Remaja cenderung liar, tenaganya banyak, tetapi kegiatannya sedikit. Itulah yang menyebabkan banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh remaja  Maka kami mengadakan banyak kegiatan-kegiatan untuk mereduksi tenaga mereka,” ungkapnya.

Advertisement

HSKS Solo selaku lembaga pendidikan nonformal pun memiliki treatment khusus untuk menghadapi homeschooler remaja mereka.  Dengan melakukan pendekatan secara personal, para tutor akan membantu mengembangkan bakat, memberi kebebasan, dan menanamkan kedisiplinan pada homeschooler.

“Kami bebaskan, tapi dengan referensi. Mereka boleh bebas, tetapi mereka harus tahu kebebasan mereka itu seperti apa,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif