Solopos.com, SOLO--Rencana Pemkot Solo menganggarkan mobil dinas (mobdin) baru bagi Wakil Walikota (Wawali), Achmad Purnomo, beserta istri menuai penolakan. Wawali mengaku belum membutuhkan kendaraan dinas baru dan meminta rencana penganggaran tersebut dibatalkan.
“Mobdin saya masih sangat bagus. Saya tidak perlu ganti mobdin,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai Gerakan Minum Susu di Lottemart, Jumat (23/8/2013).
Diberitakan sebelumnya, Wawali dan istri direncanakan mendapat mobdin baru lewat mekanisme APBD Perubahan 2013. Pengadaan kendaraan dinas tersebut sepaket dengan pembelian tempat pembuangan sampah (TPS) mobile dengan total anggaran Rp840 juta.
Achmad Purnomo mengaku masih nyaman dengan Honda Civic keluaran 2008 yang dikendarainya saat ini. Purnomo bahkan tak pernah berpikiran mengganti mobil lungsuran Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, tersebut dengan yang baru. Hal serupa juga diutarakannya terkait rencana peremajaan mobdin istrinya, Saraswati.
“Dua-duanya masih enak digunakan kok. Kijang istri saya pun masih baik,” ucap pengusaha SPBU ini.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyurati DPRD terkait penolakan tersebut. Menurut pendiri Solo Bersama Selamanya (SBS) ini, masih banyak urusan lain yang perlu diprioritaskan dalam penyusunan anggaran. Wawali berharap kalangan dewan bisa memaklumi keputusannya itu. “Ini semata-mata untuk efisiensi anggaran,” tutur Wawali.
Pencitraan
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD, Supriyanto, menyayangkan penolakan penganggaran mobdin baru oleh wawali.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, penolakan tersebut menunjukkan lemahnya koordinasi antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan subjek penerima anggaran. “Kalau sejak awal ada komunikasi tentu tidak perlu ada seperti ini (penolakan). Kesannya sekarang malah seperti pencitraan,” ujarnya saat dihubungi solopos.com.
Senada Wawali, Supriyanto melihat mobdin Purnomo beserta istri masih cukup bagus untuk operasional kendaraan dinas. Menyikapi penolakan tersebut, pihaknya akan berancang-ancang mencari prioritas lain untuk dianggarkan. Supriyanto menilai kemungkinan dana mobdin baru Wawali akan dialihkan untuk penambahan anggaran hibah.
“Namun tidak menutup kemungkinan pengalihan ke program lain. Yang jelas, dana mobdin tak harus di-split ke pengadaan kendaraan dinas juga,” tandasnya.