News
Rabu, 21 Agustus 2013 - 00:44 WIB

KRISIS MESIR : Pemimpin Ikhwanul Muslimin Ditangkapi, Warga Mesir Antisipasi Perang Saudara

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mursyid Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie tatkala ditangkap aparatur pemerintah bentukan militer Mesir di Kairo,, Selasa (20/8/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Egyptian Interior Ministry)

Solopos.com, KAIRO — Militer yang melakukan kudeta terhadap Presiden Mesir Mohamed Morsi, 3 Juli 2013 lalu, mulai menangkapi tokoh-tokoh seteru politik mereka, Ikhwanul Muslimin. Warga pun mulai panik, melakukan aksi borong bahan-bahan kebutuhan pokok demi mengantisipasi perang saudara.

Diberirakan Kantor Berita resmi Mesir MENA yang dikendalikan pemerintah bentukan militer, Selasa (20/8/2013), mursyid atau pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie ditangkap di Kairo. MENA, sebagaimana dikabarkan Kantor Berita Xinhua dan OANA yang dikutip Kantor Berita Antara, kini ditahan di Penjara Torah. Di tempat sama, mantan presiden Hosni Mubarak dan dua putranya ditahan.

Advertisement

Badie ditangkap di satu apartemen di Jl. Tayran, Kota Nasr, Kairo timur-laut. Tempat itu berada tepat di belakang bundaran Rabiah Al Adawiyah, salah satu tempat yang digunakan pendukung presiden terguling Mohamed Morsi mengadakan pertemuan terbuka.

Selain Biadie, dua anggota senior Ikhwanul Muslimin, Youssef Ralaat dan Hassan Maleik, juga ditangkap. Pada 4 Juli 2013 lalu, sehari setelah penggulingan Morsi, penjabat Jaksa Agung Mesir Ahmed Ezz Ed-Din mengeluarkan surat penangkapan terhadap pemimpin utama Ikhwanul Muslimin itu dengan tuduhan menghasut pembunuhan pemrotes anti-Morsi”.

Wakil Badie, Kirate Esh-Shater, juga termaktub di dalam surat penangkapan tersebut. Sementara itu penyelidikan mengungkapkan mereka telah menyewa penjahat untuk membunuh penentang Morsi di Markas Ikhwanul Muslimin di Kabupaten Muqattam di Kairo. Penangkapan mursyid Ikhwanul Muslimin, itu membuat situasi Negeri Piramida ini semakin tidak menentu.

Advertisement

Buntutnya, warga Mesir yang panik mulai memborong kebutuhan pokok. “Saya harus membeli banyak barang kebutuhan pokok, karena perang saudara sudah di depan mata,” kata Rasha Metwally, wanita setengah baya kepada Antara di pasar tradisional Rabiah Al Adawiyah, Kairo timur, Selasa.

Anggapan senada diutarakan Nadia Abbas, seorang mahasiswi Universitas Al Azhar di Supermarket Sharif. “Saya dan ibu terpaksa memborong barang. Saya sangat khawatir, penangkapan Muryid Ikhwanul itu bisa memicu konflik lebih berdarah-darah,” tutur Nadia berapi-api.

Shaaban Abbas, seorang pelayan Supermarket Sharif mengakui bahwa beberapa hari terakhir para pelanggannya membeli berbagai kebutuhan pokok sehingga jualannya cepat habis diborong. Ketika ditanya apakah barang-barang kebutuhan pokok tersedia, Abbas menjawab, “Bahan-bahan kebutuhan pokok melimpah, cuma harganya meroket.”

Advertisement

Banyak kalangan mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya perang saudara seperti di Suriah setelah penangkapan hampir semua petinggi Ikhwanul Mulsimin, organisasi sosial yang pernah berkuasa di Mesir, namun kini menjadi musuh bebuyutan pemerintah sementara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif