News
Rabu, 21 Agustus 2013 - 20:30 WIB

HARGA SEMBAKO SOLO : Harga Kebutuhan Pokok Berangsur Turun

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Harga kebutuhan pokok saat ini cenderung normal setelah Lebaran. Menurunnya harga tersebut disebabkan melimpahnya barang di pasar dan kondisi pasar yang semakin sepi.

Pedagang bawang di Pasar Legi, Purwanto, menuturkan harga bawang merah saat ini turun sekitar Rp5.000 per kilogram, yakni menjadi Rp40.000 dan Rp35.000. Namun khusus untuk bawang merah birma hanya turun Rp1.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.

Advertisement

“Penurunan harga ini karena saat ini bawang merah sedang panen raya sehingga stok banyak sedangkan permintaan cenderung turun,” ungkap Purwanto, 38, kepada wartawan di kiosnya, Rabu (21/8/2013).

Oleh karena itu, Purwanto mengatakan stok barang saat ini mulai aman. Tidak seperti setelah Lebaran dimana ada beberapa barang yang sulit dicari karena distribusi barang dari petani belum lancar. Namun untuk bawang putih, Purwanto mengatakan ada kenaikan harga sekitar Rp500 per kilogram menjadi Rp7.000 untuk bawang putih sinco dan bawang putih kating naik menjadi Rp9.500 dari Rp9.000.

Kenaikan harga juga terjadi pada harga miri yang naik Rp1.000 per kilogram menjadi Rp20.000 dan Rp25.000. Harga kentang pun naik Rp2.000 menjadi Rp10.000 per kilogram. Pedagang cabai, Heru, mengatakan semua harga cabai menurun. Harga cabai rawit merah turun dari Rp38.000 menjadi Rp34.000 per kilogram. Sedangkan rawit putih turun menjadi Rp12.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp16.000. Harga cabai merah besar juga turun dari Rp20.000 menjadi Rp15.000 per kilogram. Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai hijau yang turun Rp6.000 menjadi Rp9.000 per kilogram. Heru mengatakan harga yang naik hanyalah cabai merah tampar, yakni menjadi Rp17.000 per kilogram.

Advertisement

“Saat ini stok banyak, jadi harga cenderung turun. Banyaknya stok yang beredar di pasar bukan karena pasar yang melimpah tapi belum normalnya operasional pabrik sehingga cabai yang biasanya disetorkan ke pabrik, ada yang akhirnya di jual ke pasar,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif