News
Selasa, 20 Agustus 2013 - 02:12 WIB

KRISIS MESIR : Dukung Kudeta Militer, Kuwait Deportasi 9 Pendukung Morsi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi Pendukung Morsi di Kuwait (02worldnews.com)

Solopos.com, KUWAIT CITY — Pemerintah Kuwait yang mendukung kudeta militer terhadap Presiden Mohamed Morsi menyatakan segera mendeportasi sembilan warga Mesir pendukung presiden yang terpilih dalam pemilu demokratis pertama di negeri itu, tahun lalu.

Pihak Kuwait menjelaskan kesembilan orang itu dideportasi karena ikut serta dalam aksi demo di luar Kantor Kedutaan Besar Mesir di Kuwait, beberapa waktu lalu. Para pria Mesir itu termasuk di antara sekitar 70 demonstran yang melancarkan aksi protes di luar kedutaan dan konsulat Mesir pekan lalu. Aksi tersebut untuk memprotes operasi pembersihan demonstran di Kairo yang dilancarkan aparat polisi Mesir pada Rabu (14/8).

Advertisement

Menurut harian di Kuwait, Al-Rai, seperti dilansir Detik.com, Senin, kepolisian masih berupaya mengidentifikasi para demonstran lainnya yang juga bisa menghadapi deportasi. Sebabnya sesuai aturan hukum di Kuwait sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari AFP, warga asing dilarang melakukan aksi demo.

Pemerintah Kuwait telah terang-terangan mendukung penggulingan Morsi oleh militer Mesir. Kuwait bahkan menjanjikan paket bantuan senilai US$4 miliar bagi Mesir setelah penggulingan tersebut. Sementara itu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab masing-masing menjanjikan bantuan senilai US$5 miliar dan US$3 miliar untuk Mesir.

Dari Riyadh dilaporkan, Pangeran Arab Saudi yang juga konglomerat terkenal, Pangeran Alwaleed bin Talal, telah memecat penceramah dan motivator terkenal asal Kuwait dari televisi religius miliknya. Alasannya, penceramah tersebut cenderung ekstrem dan terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Pendakwah bernama Tareq al-Suwaidan ini mengisi acara khusus di televisi milik Pangeran Alwaleed. Tareq yang memiliki lebih dari 1,9 juta followers di Twitter ini sudah sangat dikenal di dunia Arab karena ceramahnya soal pengembangan diri dari perspektif Islam.

Advertisement

Menurut Pangeran Alwaleed, dalam salah satu ceramahnya di Yaman, Tareq menyebut dirinya sebagai salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin. Hal inilah yang mendasari keputusan pemecatan tersebut. “Tidak ada tempat bagi mereka yang membawa pemikiran menyimpang di Al Resalah Channel,” demikian tulis Alwaleed dalam suratnya kepada Tareq, seperti dilansir Reuters, Senin.

Otoritas Arab Saudi secara tegas mendukung langkah pemerintah Mesir dalam membersihkan para demonstran pendukung Morsi. Menurut Arab Saudi, langkah tersebut harus dilanjutkan dan pihak Barat diimbau untuk tidak menekan pemerintah interim Mesir agar menghentikan langkah itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif