Soloraya
Senin, 19 Agustus 2013 - 23:30 WIB

HASIL PERTANIAN SUKOHARJO : Harga Jual Tembakau Basah Naik Jadi Rp1.200/Kg

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Tanaman Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebagian petani tembakau di Kecamatan Gatak mulai panen. Kendati hasil panen kurang optimal, petani tidak masalah lantaran harga jual tembakau basah naik.

Advertisement

Salah seorang petani, Suyadi, 58, mengatakan panen tembakau biasanya dilakukan tiga kali. Petani akan memanen tanaman dari bagian paling bawah. Bagian paling bawah itu biasanya digunakan untuk membuat rokok kualitas rendah. Sementara daun tembakau bagian tengah dan atas, biasanya kualitasnya lebih baik. Ia mengaku harga jual tembakau basah musim ini cukup baik. Ia dapat menjual tembakau basah Rp1.200/kg di penjual.

“Kira-kira modal yang saya keluarkan Rp2,5 juta untuk satu petak lahan berukuran 2.000 meter persegi. Kemungkinan hasil yang saya dapatkan bisa mencapai Rp6 juta,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Senin (19/8/2013).

Petani lain dari Desa Blimbing, Semi, 65, juga terlihat sedang memanen tembakau. Ia mengaku baru satu kali memetik tembakau. Tembakau yang ia panen itu, kualitasnya tidak terlalu bagus karena curah hujan tinggi. Kendati demikian, ia bisa mendapatkan Rp170.000/kuintal.

Advertisement

“Hasilnya belum tahu karena belum ditimbang. Kalau musim lalu bisa mendapatkan sampai tujuh ton dari lahan seluas 2.500 meter persegi,” jelasnya.

Petani lain, Giyo Sumarto mengaku harga jual tembakau memang meningkat dari musim lalu. Tahun ini, harga tembakau basah mencapai 1.700/kg. Sementara pada musim lalu, harganya hanya tembus Rp1.300/kg.

“Hasil panen memang berkurang. Biasanya kami mendapatkan 6 ton tetapi saat ini menjadi 4 ton. Namun harga jual musim ini lebih baik dari musim lalu.”

Advertisement

Menurutnya, salah satu kendala petani tembakau musim ini adalah pengaruh cuaca ekstrem. Akibatnya, tanaman tembakau tidak bisa tumbuh optimal karena terhalang rumput pengganggu (gulma). Ia juga mengatakan beberapa lahan tembakau milik petani banyak diserang ulat daun. Hal itu dikarenakan perawatan tanaman yang dilakukan petani kurang. Padahal, ulat daun itu sebenarnya mudah dimusnahkan dengan insektisida.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif