Soloraya
Jumat, 16 Agustus 2013 - 08:51 WIB

MELON : Pasokan Minim, Petani Melon Panen Lebih Awal

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani melon di Dukuh Tewel, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Saelan Shinoyama, tengah mengecek tanaman melonnya, (Kamis (15/8/2013). (Ika Yuniati /JIBI/Solopos)


Petani melon di Dukuh Tewel, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Saelan Shinoyama, tengah mengecek tanaman melonnya, (Kamis (15/8/2013). (Ika Yuniati /JIBI/Solopos)

Solopos.com. SRAGEN — Petani melon di Kabupaten Sragen bakal memanen tanaman melon mereka lebih awal dari biasanya. Pasalnya, harga melon di pasaran tengah melonjak, sebagai akibat dari minimnya pasokan buah tersebut.

Advertisement

Petani melon di Kabupaten Sragen,Saelan Shinoyama, mengatakan tanaman melonnya sudah dibeli seorang tengkulak dengan harga cukup tinggi. Panen melon bakal dilakukan sekitar sepuluh hari ke depan untuk mengejar harga melon yang saat ini masih tinggi. Padahal, usia tanaman melonnya sepuluh hari ke depan baru sekitar 52 hari. Normalnya, panen melon dilakukan jika sudah berusia sekitar 60 hari. Namun, ia memastikan melon sudah layak dikonsumsi.

Tingginya harga melon di pasaran, menurut Saelan dikarenakan pasokan buah bertekstur lunak itu sangat minim. Pasalnya, petani buah tersebut hanya sedikit. Berkurangnya jumlah petani melon diduga karena saat ini memasuki musim panas, sementara melon lebih bagus ditanam saat musim hujan.

Saelan, mengakui penanaman buah melon saat musim kemarau seperti ini membutuhkan modal lebih besar. Penggunaan pupuk dan obat-obatan meningkat 28% dibandingkan saat MT pertama dan kedua karena rawan serangan hama dan penyakit. Penggunaan air pun juga harus didukung dengan sumur boor karena air dari saluran irigasi tak bisa diandalkan. Namun, ia bersyukur karena peningkatan biaya produksi ini juga diikuti dengan penjualan buah yang juga meningkat tajam. Ia bahkan bisa menjual melon tiga kali lipat biaya produksi.

Advertisement

“Hasilnya,  Alhamdulillah lumayan Mbak,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/8/2013).

Ketua Asosiasi Melon Jawa Tengah, Jazairi, Kamis, menegaskan harga melon di pasaran memang sedang melonjak tajam. Harganya mencapai Rp7.000-Rp8.000 per kilogram. Menurutnya peningkatan harga itu dikarenakan banyak petani yang tak menanam melon sebelum maupun pasca-lebaran. Kasus semacam in menurut Jazairi sudah menjadi tren. Setiap akan maupun pasca lebaran selalu ada kekurangan pasokan melon hingga membuat harganya melonjak.

Saking minimnya pasokan buah, menurut Jazairi, petani bahkan tak bisa mengimpor buah. Padahal, permintaan melon dari luar negeri cukup tinggi. “Kami tak bisa mengimpor buah ke luar negeri. Hla pasokan lokal saja masih kurang,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif