News
Kamis, 15 Agustus 2013 - 17:55 WIB

Kunjungan Politisi Jepang ke Kuil Yasukuni Memicu Kemarahan China

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, TOKYO—Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengirim beberapa menterinya untuk mengunjungi kuil yang kontroversial bagi korban perang, Kamis (15/8/2013), telah memicu aksi protes dari China.

Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengenang peristiwa kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Keputusan Abe mengirimkan perwakilannya agar mengunjungi kuil Yasukuni telah menimbulkan reaksi negatif dari pemerintah China dan dianggap dapat membahayakan hubungan diplomatik antara kedua negara.

Advertisement

Abe harus mengambil pilihan antara berusaha untuk tidak mengorbankan ketegangan dengan China dan Korea Selatan atau harus memenuhi keinginan para pendukungnya yang konservatif.

Setidaknya dua menteri dan puluhan anggota parlemen publik melakukan penghormatan mereka di kuil Yasukuni yang dipandang sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu.

Advertisement

Setidaknya dua menteri dan puluhan anggota parlemen publik melakukan penghormatan mereka di kuil Yasukuni yang dipandang sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu.

“Saya meminta ajudan khusus saya untuk melakukan penghormatan atas nama saya dengan rasa syukur dan hormat untuk mereka yang berjuang dan memberikan hidup mereka yang berharga untuk negaranya,” kata Abe kepada wartawan di kantor perdana menteri seperti yang dilansir Reuters, Kamis. Dia menambahkan bahwa kunjungan para pejabat politik Jepang ini seharusnya tidak dijadikan isu politik atau diplomatik.

Kunjungan politisi Jepang ke kuil Yasukuni telah memicu kemarahan dari Beijing dan Seoul. Jika pemerintah Jepang mengunjungi kuil tersebut maka mereka dianggap tidak menghargai para korban yang tewas akibat perang yang disebabkan Jepang saat itu.

Advertisement

“Kami mengecam kunjungan oleh pejabat ke kuil, termask upaya intrinsik untuk menyangkal dan memperindah sejarah invasi oleh militer Jepang,” ujarnya.

Pihak konservatif Jepang mengatakan itu adalah hal yang wajar bagi Jepang untuk menghormati orang-orang yang tewas dalam peperangan dan menyangkal bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengagungkan perang.

“Melakukan penghormatan kepada pejuang yang tewas dalam peperangan adalah murni masalah domestik dan negara lain seharusnya tidak mengkritisi atau mencampurinya,” ucap Keji Furuya, seorang politisi Jepang dari Partai Demokrat Liberal (LDP) setelah melakukan penghormatan di Kuil pusat kota Tokyo.

Advertisement

Media Pemerintah China melaporkan, Jepang akan melakukan latihan militer selama empat hari dari Kamis di Laut China Timur. Beberapa media Jepang berspekulasi bahwa latihan tersebut dilakukan bertepatan dengan momentum kunjungan Yasukuni.

Walaupun Jepang dan China memiliki kedekatan dalam hubungan ekonomi, namun hubungan kedua negara masih seringkali mengalami pasang surut karena perselisihan teritorial dan perselisihan sejarah Jepang.

“Pemimpin Jepang harus menunjukkan kepemipinan yang berani untuk menyembuhkan luka masa lalu sehingga kedua negara dapat berkembang sebagai mitra kerja sama yang baik,” kata Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye dalam pidato di Seoul yang menandai hari kebebasan atas penjajahan yang dilakukan Jepang pada 15 Agustus 1945.

Advertisement

Ditemui dalam upacara peringatan di Tokyo, Abe mengatakan bahwa penduduk Jepang akan menciptakan masa depan bangsa yang penuh harapan sambil mengenang sejarah dengan kerendahan hati dan mengukirnya sebagai pengalaman yang dapat dipelajari.

Selain politisi, sebagian besar penduduk Jepang termasuk veteran dan anak-anak sekolah juga memenuhi kompleks kuil yang telah dibuka sejak pagi.

Kunjungan Yasukuni oleh Perdana Menteri Junichiro Koizumi pada periode jabatannya 2001-2006 telah menyebabkan hubungan antara China dan Jepang menjadi dingin. Setelah terpilih sebagai perdana menteri, Abe kemudian sempat mencairkan hubungan antara kedua negara dengan tidak melakukan penghormatan dan kunjungan.

Namun, Abe kemudian mengatakan bahwa dia menyesal karena tidak melakukan penghormatan dan kunjungan setelah terpilih sebagai Perdana Menteri pada September 2006.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif