News
Senin, 12 Agustus 2013 - 19:21 WIB

PEMBUNUHAN SADIS WANITA CANTIK : Pengakuan Pembunuh Sisca Janggal, Polisi Diminta Lebih Teliti

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fransisca Yofie (Facebook.com)

Solopos.com, BANDUNG — Polisi Bandung mengklaim telah menangkap pembunuh Fransisca Yovie, branch manager PT Venera Multi Finance, yang dibunuh secara sadis, Senin (5/8/2013) lalu. Dasarnya hanyalah pengakuan seorang lelaki bernama Ade yang berniat menjambret wanita cantik itu. Berdasarkan pengakuan Ade, polisi lalu juga menangkap seorang lelaki lain bernama Wawan di Cianjur, Minggu (11/8/2013).

Advertisement

Menanggapi akhir upaya pengungkapan kasus yang semula diduga pelik itu, kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Yesmil Anwar menyarankan polisi tidak terpaku dengan pengakuan kedua tersangka pembunuh tersebut. “Perlu ada interogasi yang tetap, jangan lepas dari azas praduga tak bersalah. Jangan menggali dari pengakuan saja karena pengakuan saja tidak bisa jadi alat bukti,” tutur Yesmil Anwar yang dihubungi Kantor Berita Antara melalui telepon, Senin.

Kasus pembunuhan Fransisca Yovie yang biasa disapa Sisca itu terjadi Senin malam, sekitar pukul 18.30 WIB, taklama setelah ia memarkirkan mobil Nissan Livina X-Gear di depan rumah indekosnya di Jl. Setra Indah Utara 11, Kota Bandung. Tatkala ia mencoba membuka gerbang, dua lelaki berboncengan sepeda motor mendadak mendatanginya lalu menjambak rambutnya sembari melajukan sepeda motor mereka.

Gadis berparas cantik itu terseret hingga lebih dari 500 m. Ia dieksekusi dengan cara dibacok dengan sebilah golok di dekat sebuah lapangan di Jl. Cipedes Tengah, Kota Bandung. Polisi menemukan luka di seluruh tubuh Sisca akibat diseret sepeda motor, namun luka bacokan di kepalanyalah yang diduga menghilangkan nyawanya. Pembunuhan sadis wanita cantik itu berhar-hari jadi buah pembicaraan warga Bandung.

Advertisement

Semula kasus itu diduga sangat pelik dan sulit diungkapkan, hingga Sabtu (10/8/2013) lalu, seorang lelaki bernama Ade menyerahkan diri ke polisi dengan mengaku sebagai pembunuh Sisca. Keesokan harinya, polisi lalu menangkap Wawan beserta istrinya di daerah Ciranjang, Kabupaten Cianjur, berdasarkan keterangan Ade. Wawan dan Ade memiliki hubungan persaudaraan, yakni sebagai paman dan keponakan. Mereka mengaku tak bermaksud membunuh melainkan menjambret Sisca.

Pengakuan itu dinilai janggal oleh Yesmil Anwar. “Nah katanya mau ngejambret, tapi kenapa bawa golok? Lalu kan itu ada jejak motor tidak bisa bergerak, maka motornya tidak bisa bergerak,” kata Yesmil.

Dirinya yakin dengan kemampuan profesional kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis tersebut. “Tapi kalau memang olah tempat kejadian perkara (TKP)-nya belum dilakukan secara maksimal tentu kita sulit untuk mengatakan bahwa ini hanya perampokan atau tidak. Karena olah-TKP itu adalah petunjuknya,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, dalam pendalaman kasus ini tidak bisa hanya didasarkan pada pengakuan dari kedua pelaku karena pengakuan itu hanya salah satu dari alat bukti namun juga olah-TKP. Selain itu, lanjut dia, ada kemungkinan untuk saat ini polisi ingin mereduksi pengakuan sementara kedua pelaku supaya ke depannya bisa menangkap aktor intelektualnya.

“Mungkin saja, polisi ingin mereduksi ini dulu supaya nanti orang yang sebetulnya diincar polisi lengah. Jadi itu teknik dari polisi agar membuat orang yang sebetulnya dituju atau aktor intelektualnya lengah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif