Jogja
Sabtu, 10 Agustus 2013 - 05:00 WIB

PENEMBAKAN SIPIR : Penghuni Rumah Dinas Waswas

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA– Warga yang tinggal di sekitar rumah dinas Agus Susatyo, 43 sipir Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Wirogunan di Blok C6, Kampung Wirogunan, Surokarsan, trauma atas peristiwa penembakan yang menimpa sipir itu pada malam takbiran lalu.

 
Endang, 40, salah satunya. Rumah dinas pegawai Lapas Bidang Bimbingan Agama itu berada di samping rumah Agus. Berdasarkan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), rumah Endang berada di belakang persis tempat dua pelaku itu melakukan penembakan.

Advertisement

 
Saat terjadi penembakan, Rabu (7/8/2013) ia mengira itu adalah suara petasan kembang api. Namun, ia ragu suara yang didengarnya cukup keras itu adalah suara petasan. Setelah dicek keluar, ternyata Agus sudah tergeletak bersimbah darah di lantai karena luka tembak yang mengenai bagian tubuhnya.

 
“Meski saya pegawai Lapas dan sering bersinggungan dengan narapidana, sampai sekarang saya masih trauma. Coba saja kalau saya pas kejadian keluar dan peluru meleset mengenai saya,” ujarnya kepada Harian Jogja, Jumat (9/8/2013).

 
Semenjak kejadian itu, Endang waswas jika harus keluar rumah. Ia juga menyarankan anaknya untuk tidak pulang larut malam. Bahkan ketika menerima tamu termasuk Harian Jogja yang mengetuk rumahnya Jumat (9/8/2013) petang, Endang langsung berusaha menolaknya.

Advertisement

 
Endang tak mengira jika Agus harus menjadi korban penembakan. Selama ini ia mengenal Agus berperilaku biasa saja selayaknya tetangga-tetangga lainnya yang bekerja di Lapas.

 
Perasaan yang sama dialami oleh Muharna, 43. Rumah dinas yang ia tempati sederet dengan rumah Endang. Saat kejadian itupun, Muharna berada di dalam rumah dan mengira tembakan itu adalah suara petasan.

 
Muharna kini lebih sore menutupi rumahnya. Saat Harian Jogja bertandang ke rumahnya sekitar pukul 18.30 WIB, pintu rumahnya sudah tertutup rapat. Jendela rumah juga telah tertutup korden. Seorang anggota keluarganya mengintip melalui jendela terlebih dahulu ketika Harian Jogja mengetuk rumahnya.

Advertisement

 
Saking traumanya, Endang dan Muharna saling lempar ketika ditanya perihal kejadian tersebut. “Sudahlah saya tidak mau terlibat dengan urusan Pak Agus,” kata Endang.

 
Agus, seorang sipir bagian dapur itu ditembak oleh dua pelaku tak dikenal pada malam takbiran. Peluru mengenai bagian paru- paru. Akibatnya, ia harus menjalani operasi di Rumah Sakit Panti Rapih Jogja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif