Soloraya
Jumat, 9 Agustus 2013 - 15:15 WIB

LEBARAN 2013 : Ratusan Warga Berebut Gunungan Grebeg Syawal Keraton Solo

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ratusan warga mengerubungi gunungan pada acara Grebeg Sywal Keraton Solo di Masjid Agung Solo, Jumat (8/8/2013). JIBI/Solopos/Binti Sholikah

Solopos.com, SOLO – Ratusan warga menyerbu gunungan yang dibagikan dalam Grebeg Syawal Keraton Solo yang digelar halaman depan Masjid Agung dan Keraton Solo, Jumat (9/8/2013). Mereka berharap berkah dari grebeg yang digelar setiap tahunnya itu.

Advertisement

Arak-arakan prajurit Keraton Solo yang berpakaian warnai hitam mengawali acara grebeg Syawal. Dengan diiring tabuhan drum band (Corobalen) khas Keraton Solo, pasukan tradisional Keraton Solo ini berjalan dari  halaman Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo.

Di belakang puluhan prajurit itu, dua gunungan besar yang diusung beberapa abdi dalem diarak. Dua gunungan itu masing-masing bernama jaler dan estri. Gunungan berbentuk lancip menyerupai tumpeng yang berisi berbagai sayuran seperti kacang, wortel dan terung itu bernama jaler. Sedangkan gunungan estri berbentuk agak bulat menyerupai kubah yang berisi rengginang.

Pada barisan terdepan, terlihat Pengageng Sasana Wandawa, KGPH Puger yang ikut dalam arak-arakan tersebut. Kedua gunungan itu dikawal ratusan prajurit dengan persenjataan pedang, tombak dan panah.

Advertisement

Tak ayal, ratusan warga yang mengharap berkah dari gelaran Grebeg Syawal Keraton Solo ikut berdesakan sekadar mengambil gambar untuk mengabadikan momen. Mereka turut mengikuti rombongan arakan dari halaman Keraton melewati Siti Hinggil dan alun-alun utara hingga Masjid Agung. Sesampainya di Masjid Agung, dua gunungan itu diletakkan di halaman masjid. Gunungan itu didoakan oleh Tafsir Anom atau takmir Masjid Agung.  Tak berselang lama, ratusan warga langsung menyerbu gunungan estri yang berisi rengginang tersebut. Dengan berharap berkah, mereka berebut mengambil rengginang yang habis dalam waktu sekejab. Bahkan sebagian warga masih mencari sisa-sisa rengginang meski kerangka gunungan telah diambil.

“Saya sudah 15 tahun ngalap berkah saat Grebeg Syawal,” ucap seorang warga, Ratmi Hadisugito, 68. Wanita asal Muntilan tersebut mengaku ingin mendapat kesehatan dan rezeki lancar.

Sementara, gunungan jaler diarak kembali oleh abdi dalem menuju halaman Keraton Solo. Ratusan warga yang menunggu gunungan tersebut langsung berebut mengambil sayur-sayuran hasil bumi itu. “Saya mengambil kacang panjang dengan harapan bisa sehat dan selamat,” ucap salah satu warga, Slamet Riyadi, 54. Warga Delanggu, Klaten, itu mengaku baru pertama mengikuti Grebeg Syawal Keraton Solo yang biasanya hanya dia saksikan lewat tayangan televisi.

Advertisement

“Ini merupakan ritual tahunan sebagai wujud kedekatan Keraton Solo dengan masyarakat dan Masjid Agung. Isi gunungan itu semuanya hasil bumi,” jelas Kerabat Keraton,KRMH Satriyo Hadinagoro kepada wartawan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif