Soloraya
Jumat, 2 Agustus 2013 - 14:55 WIB

PENYERGAPAN TERORIS TULUNGAGUNG : Ratusan Anggota Laskar Iringi Pemakaman Eko

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan anggota ormas Islam mengiringi prosesi pemakaman jenazah Eko Suryanto, 21, terduga teroris di permakaman umum Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Jumat (2/8/2013) dini hari.(Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Ratusan anggota ormas Islam mengiringi prosesi pemakaman jenazah Eko Suryanto, 21, terduga teroris di permakaman umum Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Jumat (2/8/2013) dini hari.(Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan anggota laskar atau organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam mengiringi prosesi pemakaman jenazah terduga teroris Eko Suryanto, 21, di permakaman umum Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Jumat (2/8/2013) dini hari.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, ratusan anggota laskar Islam dari berbagai daerah sudah tiba di rumah duka Dusun Ngluwih, Desa Kradenan beberapa jam sebelum jenazah tiba. Mereka berkumpul di jalanan menuju rumah duka untuk menyambut kedatangan jenazah Eko Suryanto yang tewas tertembak mati oleh Densus 88 di Tulungangung, Senin (29/7/2013) lalu.

Jenazah Eko yang diberangkatkan dari Jakarta Kamis (1/8/2013) dini hari itu tiba di rumah duka sekitar pukul 23.30 WIB. Jenazah tidak lama mampir di rumah duka, ratusan anggota laskar langsung membawanya ke masjid setempat untuk disalatkan sekitar pukul 23.45 WIB. Jalannya salat jenazah berlangsung sekitar 10 menit lamanya.

Seusai disalatkan, jenazah lalu dibawa ke permakaman umum desa setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka. Sepanjang perjalanan menuju makam, gema takbir berkali-kali dielukan oleh anggota laskar. Setibanya di permakaman, jenazah langsung dikebumikan.

Advertisement

Sejumlah anggota ormas Islam tersebut membentangkan spanduk berbunyi, “Selamat Datang Syuhada. Kalian Mujahid, Bukan Teroris”. Pada bagian lain juga membentang spanduk bertuliskan, “Bubarkan Densus 88. Laknatullah”.

Eko Suryanto merupakan anak pertama dari pasangan suami istri, Sugiyanto, 42, dan Tuginem, 38, warga Dusun Ngluwih, Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten.

Kendati dikaitkan dengan aksi terorisme, keluarga, masyarakat sekitar, dan ormas Islam tidak percaya dengan klaim Mabes Polri. ”Selama di perantuan, Eko adalah seorang guru mengaji. Dia anaknya baik dan sopan kepada setiap orang yang dijumpainya,” ujar Madi, 46, salah seorang pelayat.

Advertisement

Pihak keluarga dan kerabat hanya bisa pasrah atas kejadian yang menimpa mantan siswa SMKN 2 Klaten  yang sempat menghilang selama dua tahun ini. “Kami tetap tidak yakin jika Eko terkait dengan aksi terorisme. Meski demikian kami juga tidak akan menuntut,” ujar Kepala Desa Kradenan, Wiyono, mewakili keluarga almarhum saat ditemui wartawan di lokasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif