Jogja
Jumat, 2 Agustus 2013 - 19:51 WIB

MBAH RONO PENSIUN : Saya Minta Maaf

Redaksi Solopos.com  /  Amiruddin Zuhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA—Surono menyatakan terhitung 1 Agustus 2013 tidak lagi menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Laki-laki yang akrab dipanggil Mbah Rono itu memasuki masa pensiun.

”Tetapi sampai saat ini saya belum tahu siapa yang menggantikan posisi saya,” kata Surono kepada harianjogja.com, Jumat (2/08/2013).

Advertisement

Surono juga minta pamit sekaligus minta maaf jika ada salah, khususnya kepada warga sekitar Merapi yang selama ini sudah dekat dengan sosok tersebut.”Kula Surono Ngaturaken sedaya kalepatan dumateng sederek-sederek sekitar Merapi, menawi wonten lepat nyuwun pangapunten [Saya minta maaf  kepada saudara-saudara di sekitar Merapi],” tambahnya

Namun dia berjanji setelah pensiun akan terus ”mengawal” gunung yang meletus hebat pada 2010 lalu itu. Dengan segala kemampuan yang dia miliki, Mbah Rono akan membantu jika Merapi bergolak lagi. ”Jiwa saya ada di dalam masyarakat Merapi. Selama raga masih bernyawa saya tidak akan rela masyarakat sendirian menghadapi ketidakpastian saat Merapi menepati janji,” ujarnya.

Sosok kelahiran Cilacap 8 Juli 1955 tersebut menjabat sebagai Kepala PVMBG sejak Agustus 2006. Selain mengawasi setidaknya 119 gunung api di Indonesia, Surono juga harus memantau berbagai bencana dari gempa,tsunami hingga banjir bandang dan tanah longsor.

Advertisement

Saat terjadi letusan Merapi 2010, Surono harus bekerja keras karena karakter gunung yang berubah. Dia mengambil sejumlah keputusan berani seperti menaikkan status Awas tanpa menunggu titik api diam. Dan terbukti sehari setelah keputusan itu gunung meletus dahsyat. Untungnya puluhan ribu orang sudah mengungsi dari wilayah berbahaya.

Surono juga mengambil keputusan berani dengan menarik garis aman hingga 15 km. Akibatnya ratusan ribu warga harus mengungsi. Sayangnya, masih ada sekitar 300 orang yang meninggal akibat bencana tersebut. Sebagian besar mereka adalah warga yang enggan meninggalkan lokasi terlarang.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif