Soloraya
Kamis, 1 Agustus 2013 - 16:02 WIB

KEBAKARAN SOLO : Pedagang Busri Tolak Relokasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Warga melihat kondisi sejumlah kios buku di Sriwedari, Solo, Kamis (1/8/2013) pasca kebakaran. Kerugian atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang buku mburi Sriwedari (Busri) menolak opsi relokasi kios buku yang terbakar pada Rabu (31/7/2013) malam. Mereka justru memilih tinggal di kios lama sembari memulihkan kondisi bisnis yang anjlok.

Advertisement

Sekretaris Peguyuban Pedagang Kios Belakang Sriwedari (PPKBS), Gatot Y.S., menekankan saat ini pedagang masih berkonsentrasi untuk mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.

“Kami masih berkonsentrasi membersihkan kios dari sisa-sisa kebakaran semalam sehingga belum berpikir opsi. Yang jelas, kami tetap ingin berjualan di sini dan tidak mau dipindah,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (1/8/2013).

Gatot mengatakan hingga kini Pemkot belum mengutarakan opsi yang tepat kepada pedagang. Menurutnya, pihaknya siap bernegosiasi dengan Pemkot untuk memilih opsi yang tepat bagi pedagang. “Kami siap bernegosiasi dengan Pemkot tapi lihat dulu opsi yang ditawarkan,” terangnya.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, sejumlah pedagang yang menjadi korban tragedi si jago merah masih sibuk membersihkan puing-puing sisa kebakaran. Bahkan mereka bergotong-royong untuk membersihkan buku-buku yang hangus. Sementara, ruas Jl. Kebangkitan Nasional di sekitar lokasi masih ditutup untuk memudahkan proses evakuasi.

Sejumlah warga yang melintas sengaja menghentikan perjalanan untuk melihat tempat kejadian perkara (TKP). Diketahui, musibah tersebut melahap 22 kios buku mulai nomor 23-45 dan belasan rumah di belakang kios tersebut.

Di sisi lain, 50 korban dari 11 keluarga masih mengungsi di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari sembari menunggu kebijakan Pemkot. Seorang warga, Purwanti, mengatakan warga kurang leluasa beraktivitas lantaran GWO sering digunakan untuk pentas wayang orang. Pihaknya menggagas pengungsian dipindah ke bekas gedung Solo Theater yang juga berdekatan dengan lokasi kejadian.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif