Soloraya
Selasa, 30 Juli 2013 - 13:58 WIB

PANEN PADI : Diserang Hama Tikus, Klaten Tetap Surplus 79.105 Ton Beras

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)

Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)

Solopos.com, KLATEN — Meski 1.000-an hektar sawah terserang hama tikus, Klaten tetap mengalami surplus beras hingga 79.105 ton. Surplus itu berdasarkan total produksi beras di Klaten yang mencapai 134.119 ton pada Januari-Juni 2013.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengungkapkan total produksi gabah kering panen dari Januari-Juni 2013 di Klaten mencapai 206.706 ton. Jumlah itu setara dengan 134.119 ton beras.

“Sedangkan, kebutuhan beras pada Januari-Juni 2013 masyarakat Klaten 55.014 ton. Dengan demikian masih ada surplus 79.105 ton,” jelas Wahyu saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (30/7/2013).

Surplus itu tidak terlepas dari realisasi tanam seluas 30.257 Hektar (Ha) pada Januari-Juni 2013 di Klaten. Padahal, target yang ditetapkan Dinpertan seluas 29.804 Ha pada rentang waktu itu. Artinya, realisasi tanam di Klaten juga lebih banyak 1,5% atau 453 Ha dari target yang ditetapkan. Dari luas realisasi tanam itu, produktivitas panen berkisar 55,77 Kuintal/Ha hingga 62,15 Kuintal/Ha.

Advertisement

Dia mengungkapkan saat ini hama tikus masih menjadi ancaman bagi petani yang ada di Klaten. Jika tidak terserang hama tikus, dia yakin jumlah produksi beras di Klaten akan jauh lebih banyak dibandingkan yang ada saat ini.

Selain itu, anomali cuaca juga menjadi mimpi buruk petani dalam bercocok tanam. “Untuk padi mungkin masih bisa bertahan dengan air yang banyak, namun untuk tanaman lain seperti palawija dan sayur mayur tidak sedikit yang mati,” ujarnya.

Pada pertengahan akhir 2013, pihaknya mengupayakan agar angka surplus beras di Klaten mencapai 115.000 ton. Jumlah surplus yang ditargetkan itu hampir sama dengan angka surplus beras sebelum 2009. Saat itu, Klaten belum terkena serangan hama wereng dan tikus.

Advertisement

Untuk mencapai target itu, pihaknya akan terus melakukan upaya pemberantasan hama tikus seperti dengan pengembangan atau pelestarian musuh alami tikus berupa burung hantu, garangan, ular sawah. Bahkan di sejumlah wilayah sudah membuat peraturan desa (Perdes) tentang larangan membunuh musuh alami tikus itu. Selain itu, di sejumlah wilayah seperti Karanganom juga sudah menerapkan pengendalian berupa pagar plastik kombinasi bubu tikus.

Sementara, Koordinator Pengandali Hama dan Penyakit Tanaman Dinas Pertanian (Dinpertan) Klaten, Sunarno, mengungkapkan sebenarnya cara-cara penanggulangan hama tikus sudah tersedia, baik dengan gropyokan, jebakan tikus, racun maupun menggunakan jaring.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif