Harianjogja.com, JOGJA- Bagi sekolah-sekolah rintisan Kurikulum 2013, buku pegangan tematik yang diberikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum cukup untuk mengasah pengetahuan siswa.
Untuk itu, perlu dukungan buku pendamping agar pengetahuan dan wawasan siswa bisa bertambah luas. Pasalnya, buku pegangan kurikulum 2013 hanya berisi standar minimal saja. Selain itu, porsi ilmu pengetahuannya memang lebih kecil dibandingkan porsi sikap (perilaku) dan keterampilan (skill).
“Kami sudah mengimbau orang tua siswa agar di rumah menyiapkan buku-buku pendamping untuk menambah wawasan anak. Tidak bisa sebatas menerima modul tematik itu,” ujar Hasan Rohadi, Kepala SDN Lempuyangwangi kepada Harian Jogja, Senin (29/7/2013) di kantornya.
Hasan mengatakan, secara umum tidak ada persoalan yang dihadapi guru-guru kelas untuk menerapkan kurikulum baru tersebut. Pasalnya, selain sudah mendapat bekal guru-guru sudah terbiasa memberi pelajaran tematik kepada para siswa. Meski begitu, lanjutnya, kurikulum baru tersebut berdampak pada beban guru bertambah.
“Beban guru tambah berat karena harus menyusun perencanaan pembelajaran bermacam mata pelajaran, terintegrasi. Bagi saya, itulah tantangannya, bukan hambatan. Sebab, tujuan penerapan kurilukum tersebut untuk pembinaan kecerdasan emosial anak,” terang Hasan.
Disinggung mana baik antara kurikulum 2013 dengan sebelumnya, Hasan menjawab diplomatis. Menurutnya, kedua kurikulum tersebut sama-sama baik. Hanya saja, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 hanya menonjolkan mata pelajaran tertentu, sedangkan saat ini memerhatikan semua mata pelajaran.
(JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)