SIPA 2013 secara perdana mengundang dan mengajak partisipasi kepala daerah tingkat provinsi se-Indonesia untuk turut menyukseskan gelaran yang menginjak tahun kelima ini.
“Kami telah mengirimkan undangan ke 33 provinsi. Harapannya mereka bisa tahu gelaran ini di Solo. Selain itu kami berharap ada kerja sama dari daerah yang telah kami undang,” terang Ketua Penyelenggara SIPA 2013, Irawati Kusumorasri, ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (29/7/2013).
Terkait kepastian sejumlah daerah yang menyatakan diri mendukung penyelenggaraan acara ini, Ira mengaku hingga saat ini belum mendapatkan kepastiannya. “Undangan baru kami distribusikan. Sampai saat ini kami masih menunggu konfirmasi dan belum mendapatkan kepastiannya,” bebernya.
Selain membangun jejaring dukungan baru melalui pemerintah provinsi, Ira mengungkapkan pihaknya masih memelihara jaringan kerja sama dengan sejumlah pendukung acara lama.
“Pendukung acara lama seperti pusat kebudayaan negara tetangga, duta besar dan atase kebudayaan tetap kami libatkan Karena sejak pertama kami sudah menjalin kerja sama dengan mereka,” jelasnya.
Disinggung mengenai pendanaan yang mencapai Rp1,7 miliar, Ira membeberkan proses pengumpulan dana masih jalan di tempat. Hingga Senin ini, dana yang terkumpul dari sponsor dan Pemkot Solo baru terkumpul 25% dari total dana penyelenggaraan.
“Proses funding masih jalan di tempat. Sampai sekarang masih belum beranjak dari dua pekan lalu. Baru 25%. Karena mendekati momen Lebaran, banyak sponsor dari sejumlah perusahaan yang belum bisa memberikan kepastian. Sudah ada beberapa perusahaan yang sudah OK, tapi belum menyebutkan nominal sponsornya,” jelasnya.
Meskipun terganjal pendanaan, Ira mengaku optimistis penyelenggaraan SIPA 2013 bisa berjalan sesuai rencana. SIPA 2013 mengusung tema The Legend: History of World Culture. Panitia menetapkan Ratu Sima sebagai maskot pergelaran tersebut. Sejumlah delegasi asal Swedia, Inggris, Korea Selatan, Cina, Jepang, Malaysia, India dan delegasi lokal akan memeriahkan gelaran ini.