Jogja
Senin, 22 Juli 2013 - 20:35 WIB

MERAPI BERGEMURUH : Ini Laporan Lengkap BPPTK Soal Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Amiruddin Zuhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Gunung Merapi (Dok)

JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto
Gunung Merapi (Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Gunung Merapi kembali mengeluarkan suara bergemuruh, asap tebal dan material yang mengakibatkan hujan abu di sejumlah daerah Senin (22/7) pagi. Berikut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta tentang aktivitas gunung tersebut yang dirilis di web BPPTK.

Advertisement

Pada 15 – 22 Juli 2013 (Pukul 08.00 WIB), kegempaan di Gunung Merapi tercatat gempa VB sebanyak 10 kali, MP 27 kali, LHF 87 kali, guguran 66 kali dan gempa Tektonik 7 kali.

Kegempaan minggu sebelumnya yaitu gempa VB 1 kali, MP 5 kali, guguran 15 kali dan LHF tidak terjadi. Terjadi peningkatan jumlah gempa-gempa dangkal seperti VB, MP, LHF dalam minggu ini.

Peningkatan gempa-gempa dangkal ini diduga sebagai penyebab terjadinya hembusan asap yang terjadi pada Senin, 22 Juli 2013. Karena hanya gempa-gempa dangkal saja yang meningkat, kemungkinan hembusan tersebut sebagai aktivitas vulkanik permukaan.

Advertisement

Untuk deformasi, data pengukuran EDM (Electronic Distance Measurement) di Gunung Merapi tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Data EDM di Pos Selo menunjukkan perubahan sebesar +1 mm, Pos Babadan sebesar -4 mm, Pos Jrakah sebesar -3 mm dan Pos Kaliurang sebesar +9 mm.

Secara umum, perubahan jarak antara titik pengukuran EDM dan reflektor sebesar kurang dari 10 mm maka  deformasi Gunung Merapi masih dalam batas normal. Hasil deformasi ini menunjukkan tidak adanya akumulasi tekanan yang cukup besar hingga menimbulkan deformasi permukaan tubuh gunung. Hembusan asap yang terjadi hanya disebabkan akumulasi tekanan sesaat karena adanya pelepasan gas vulkanik.

Pemantauan deformasi berdasarkan tiltmeter pada minggu ini juga tidak menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang signifikan antara alat yang berada di daerah Plawangan. Perubahan data tiltmeter pada sumbu x yang mengarah ke Barat-Timur sebesar  0 mikroradian sedangkan sumbu y yang mengarah ke Utara-Selatan sebesar -0.6 mikroradian. Data tiltmeter digital stasiun Labuhan, Klatakan, dan Pasarbubar juga tidak menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang signifikan.

Advertisement

Dengan kondisi ini status Merapi tetap Aktif Normal (Level I)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif