Umum
Rabu, 17 Juli 2013 - 17:00 WIB

Pasokan Rumah Minim, KPR Tipe 21 Tumbuh Negatif

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Rumah Tipe 21 JIBI/Bisnis Indonesia

Foto Rumah Tipe 21
JIBI/Bisnis Indonesia

Harianjogja.com, JAKARTA–Pertumbuhan negatif kredit perumahaan untuk tipe 21m2 lebih disebabkan pasokan rumah yang rendah ketimbang kenaikan harga.

Advertisement

Saut Pardede, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan rendahnya pasokan rumah untuk tipe 21m2 dan 27m2 karena sebelumnya ada aturan yang menyatakan luas lantai rumah minimal 36m2. “Akibatnya banyak developer teriak tidak akan bangun lagi rumah tersebut,” ujarnya Rabu (17/7/2013).

Namun, setelah ketentuan yang tertera pada Pasal 22 Ayat (3) UU 1 /2011 tersebut dicabut oleh Mahkamah Konstitusi dan diikuti sejumlah revisi peraturan, sejumlah developer masih enggan untuk membangun rumah yang tergolong bersubsidi itu. “Terus terang dari target 102.000 rumah subsidi tipe 21 dan 27, realisasi masih sangat kecil,” jelasanya.

Hal tersebut masih ditambah lagi dengan penetapan harga jual rumah subsidi yang dinilai terlalu rendah dibandingkan dengan kenaikan harga. Pemerintah menetapkan harga Rp88 juta—Rp95 juta untuk rumah subsidi di wilayah Jabotabek.

Advertisement

“Apakah mungkin developer membangun dan menjual rumah dengan harga Rp95 juta sementara besi dan semen naiknya dah tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan gelembung (bubble) properti pada tipe di atas 70m2, mendorong kenaikan harga rumah untuk semua tipe, termasuk 21m2.

Akibatnya, masyarakat kelas bawah sudah mulai kesusahan untuk membeli rumah yang tercemin dari KPR rumah tipe 21 m2 mengalami penurunan yakni minus 29% pada Mei 2013.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif