Soloraya
Minggu, 14 Juli 2013 - 19:29 WIB

TEMUAN ARTEFAK WONOGIRI : Benda-Benda Purbakala Diduga Perlengkapan Upacara

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu artefak temuan Maryono, 48, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di lahan kebun jati setempat diduga candrasa yang menunjukan artefak-artefak itu merupakan sekumpulan peranti upacara atau tanda-tanda kebesaran raja. (Ayu Abriyani K/JIBI/Solopos)

Salah satu artefak temuan Maryono, 48, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di lahan kebun jati setempat diduga candrasa yang menunjukan artefak-artefak itu merupakan sekumpulan peranti upacara atau tanda-tanda kebesaran raja. (Ayu Abriyani K/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Satu dari 21 benda peninggalan purbakala temuan Maryono, 48, warga Dusun Badran RT 002/RW 004 Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di lahan kebun jati setempat diduga candrasa. Atas dasar dugaan itu, berkembang hipotesis artefak-artefak itu merupakan sekumpulan peranti upacara.

Advertisement

Dugaan bahwa salah satu artefak yang ditemukan Maryono itu adalah candrasa dikemukakan anggota staf Kesejarahan dan Nilai Tradisi Gunar Setyawan, mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri Teguh yang dihubungi Solopos.com, Sabtu (13/7/2013). Ia mengaku telah memeriksa langsung benda-benda temuan Maryono itu.

Menurut Gunar, barang-barang temuan itu masih berada di rumah penemunya. Pasalnya,  saat ia meminta izin untuk membawa dan merawat benda-benda itu di Kantor Disbudparpora, Maryono tidak mengizinkannya.

“Sebenarnya, saya ingin membawanya ke Kantor Disbudparpora agar dirawat sementara waktu. Rencananya, sebulan lagi [sekitar Agustus], seusai tim peneliti Gua Song Gilap memaparkan hasil penelitiannya pada Pemkab, akan kami tunjukkan benda-benda itu. Namun, Pak Maryono tidak mengizinkan dan ingin barang-barang itu tetap disimpan di rumahnya,” katanya.

Advertisement

Dipaparkannya bahwa benda-benda temuan Maryono itu mengarah ke sekumpulan peranti upacara. Jika ke-11 kapak persegi memiliki kemungkinan fungsi ganda sebagai peralatan sehar-hari dan peranti upacara, tak demikian halnya dengan sebentuk perunggu yang ia duga sebagai candrasa.

Sedangkan candrasa adalah variasi bentuk dari kapak corong. Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya pada bagian tangkainya berbentuk corong sebagai tempat untuk tangkai kayu. Benda itu juga disebut sebagai kapak sepatu karena diumpamakan kapaknya seperti sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.

Candrasa biasanya dibentuk dengan hiasan berupa ukiran. Candrasa ini diduga tidak berfungsi sebagai alat pertukangan atau pertanian, tetapi sebagai alat perlengkapan upacara keagamaan dan tanda kebesaran penguasa atau kepala suku. Pada akhir zaman neolitikum itu, manusia purba telah hidup menetap dan bercocok tanam.

Advertisement

Berbagai macam tumbuh-tumbuhan dipelihara dan hewan mulai dijinakkan. Hutan belukar mulai dikembangkan untuk membuat ladang-ladang. Mereka juga hidup menetap dalam suatu perkampungan yang dibangun secara tidak beraturan. Alat-alat yang berhasil mereka kembangkan di antaranya beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, perhiasan dan bangunan megalitikum.

Bersamaan dengan itu berkembang pula sistem religi. Candrasa dan kapak persegi biasanya merupakan bagian dari peranti upacara mereka. Gunar menambahkan, sembilan buah gelang yang ditemukan diduga untuk perhiasan, namun belum tentu sebagai gelang tangan.

Terpisah, perwakilan dari BPCB Jateng yang sebelumnya pernah ikut meneliti Gua Song Gilap di Pracimantoro, Sugeng Widodo, mengatakan belum mendengar informasi tentang penemuan artefak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. “Saya belum dengar tentang penemuan itu [benda antik]. Ini saya masih rapat di Temanggung,” katanya melalui pesan singkat kepada Solopos.com, Sabtu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif