Otomotif
Sabtu, 13 Juli 2013 - 15:01 WIB

MOBIL LISTRIK INDONESIA : Ini Dia 4 Kendala Pengembangan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pramuniaga berdiri di depan mobil listrik Electric Vehice (ELVI) produksi PT GRAIN Gresik Jatim, saat gelar Surabaya Auto Expo 2013 di Grand City Surabaya, Jumat (12/7/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Pramuniaga berdiri di depan mobil listrik Electric Vehice (ELVI) produksi PT GRAIN Gresik Jatim, saat gelar Surabaya Auto Expo 2013 di Grand City Surabaya, Jumat (12/7/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Solopos.com, JAKARTA — Salah satu produsen baterai lithium PT Nipress menyatakan ada empat kendala yang dapat menghadang pengembangan mobil listrik nasional ke depan antara lain harga, infrastruktur, mengubah budaya masyarakat dan industri oposisi.

Advertisement

“Dari sisi harga, baterainya itu mahal, dan umurnya lebih cepat dari umur mobil itu sendiri,” kata Direktur Operasional PT Nipress Tbk Richard Tandiono, di sela-sela peresmian pabrik baterai lithium pertama milik PT Nipress, di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013).

Dia mengatakan dari sisi infrastruktur mobil listrik memerlukan alat dan sarana untuk menambah daya terhadap baterai. Alat dan sarana itu harus tersedia di tempat umum maupun di rumah pemilik mobil.

Di sisi lain pengembangan mobil listrik juga perlu mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih terbiasa mengisi bahan bakar minyak di SPBU.

Advertisement

“Sedangkan kendala lain yakni industri oposisi, yakni kendaraan konvensional berbahan bakar minyak,” kata dia.

Meskipun demikian Richard menyampaikan bahwa pengembangan mobil listrik berdaya baterai lithium masih sangat menjanjikan. Dia menilai Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pengembangan mobil listrik.

PT PLN Tbk sendiri telah menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan mobil listrik dengan mempersiapkan alat penambah daya yang bisa dipakai di rumah maupun di tempat umum.

Advertisement

Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan mobil listrik nantinya bisa menjadi pelanggan PLN yang bergerak.

“Ibaratnya sama saja pelanggan listrik di rumah namun yang bergerak. Ini peluang pasar besar, sehingga PLN mendukung,” ujar dia. JIBI/Solopos/Antara

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif