Solopos.com, SUKOHARJO — Sawah milik petani seluas 27 hektare (ha) di Desa Grajegan, Kecamatan Tawangsari, terendam air, Sabtu (13/7/2013). Hujan yang lebat dan tidak adanya saluran pengeluaran air dari sawah membuat sawah tersebut tergenang.
Ketua kelompk Tani Makmur Desa Grajegan, Bowo Utomo, saat ditemui Solopos.com di Grajegan, Sabtu, mengatakan kondisi sawah yang terendam air itu sudah berlangsung lama, yakni lebih kurang 10 tahun terakhir. Akibatnya, ratusan petani pemilik sawah itu sama sekali tidak bisa panen. Pasalnya sejak 10 tahun lalu hingga kini belum ada solusi untuk masalah tersebut.
Pantauan di sawah desa setempat, padi yang ditanam hanya terlihat ujung daunnya. Sedangkan batang padi hingga ke tanah terendam air.
“Padinya sudah setinggi lutut orang dewasa,” ujar Bowo.
Ia mengatakan, rata-rata padi yang baru ditanam di sawah masih berumur dua pekan. Karena banyak yang terendam, maka lama-lama akan mati. Ia menerangkan, ratusan petani di kelompoknya sudah angkat tangan untuk menangani padi yang kebanjiran itu.
Sebelumnya, kata dia, sudah ada pembahasan antara para petani dan pihak Dinas Pertanian (Distan) Sukoharjo. Namun hingga kini belum ada realisasi untuk pembuatan saluran sudetan agar air yang menggenangi sawah bisa keluar.