Jogja
Kamis, 11 Juli 2013 - 12:11 WIB

BAYI BERKEPALA DUA : Kondisi Bayi Menurun, Tim Dokter Rapat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia Bayi berkepala dua di RSUP Dr Sardjito Jogja.

JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia
Bayi berkepala dua di RSUP Dr Sardjito Jogja.

Harian Jogja.com, SLEMAN – Sampai hari ke-13 dirawat di neonatal intensive care unit (NICU) RSUP Dr Sardjito, bayi berkepala dua putra pasangan Usman dan Munjiah menunjukkan kondisi penurunan.

Advertisement

“Perkembangan pasien statis. Hingga hari ke-13 menurun,” jelas Kepala Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho kepada Harian Jogja saat ditemui di ruang kerja, Rabu (10/7/2013).

Heru tidak menjelaskan secara rinci mengenai kondisi penurunan tersebut. Adapun perawatan yang diberikan bagi bayi kelahiran Majenang, Cilacap, Jawa Tengah ini hampir sama dengan sebelumnya. Tim dokter masih memberikan tindakan berupa pemasangan oksigen melalui ventilator, sedangkan pemberian nutrisi masih menggunakan infus.

Advertisement

Heru tidak menjelaskan secara rinci mengenai kondisi penurunan tersebut. Adapun perawatan yang diberikan bagi bayi kelahiran Majenang, Cilacap, Jawa Tengah ini hampir sama dengan sebelumnya. Tim dokter masih memberikan tindakan berupa pemasangan oksigen melalui ventilator, sedangkan pemberian nutrisi masih menggunakan infus.

Pada Rabu (10/7/2013) siang, tim dokter mengadakan rapat untuk memberikan laporan perkembangan terakhir serta rencana tindakan ke depan. Hasil rapat ini akan diteruskan kepada pengelola Jaminan Persalinan (Jampersal). Sayangnya hingga rapat usai, tim dokter masih enggan memberikan penjelasan mengenai kondisi bayi.

“Sehubungan dengan hak-hak pasien Jampersal yang terbatas hingga hari ke-28, jika usai rapat diputuskan pasien perlu mendapat perawatan lebih lanjut, kami akan kembali mengajukan pendanaan ke Jampersal,” terang dia.

Advertisement

Pembiayaan pasien di NICU disebutnya relatif besar. Namun semua juga tergantung perlakuan yang diberikan kepada pasien, seperti tindakan medik maupun obat-obatan.

“Paling murah biaya di NICU Rp500.000, paling mahal hampir bisa sampai Rp8 juta. Kalau bayi ini tidak diketahui berapa. Tetapi dia dirawat tidak serta merta tanpa tindakan. Ada tindakan ekstra yang memakan biaya besar,” ungkapnya.

Bayi yang belum diberi nama ini, oleh dokter didiagnosa mengalami parapagus dichepalus conjoined twins. Dilahirkan pada Rabu, (26/6) lewat operasi caesar.

Advertisement

Tim dokter RSUP Dr Sardjito seusai melakukan pemeriksaan menyampaikan sejumlah kesimpulan, seperti kondisi jantung abnormal, sebab bayi kembar ini memiliki dua jantung yang menyatu dengan spesifikasi satu serambi jantung dan empat ruang bilik. Kondisi ini mengakibatkan darah kotor dan darah bersih bercampur.

Dari foto rontgen diketahui anak kedua ini memiliki dua kepala, dua tulang leher dan dua tulang punggung. Namun beberapa ruas tulang belakang tumbuh secara tidak normal.

Pada bagian dada, terdapat tulang iga dengan jumlah normal yakni 12 ruas untuk masing-masing kepala, tetapi ditemukan sejumlah tulang iga menyambung.

Advertisement

Di bagian perut terdapat bayangan benda padat melebar yang dimungkinkan sebagai dua hati menyatu dan berukuran besar. Dari sisi pencernaan, terdapat dua eksofagus dan dua lambung, dengan kondisi lambung sebelah kanan lebih kecil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif