News
Selasa, 9 Juli 2013 - 08:41 WIB

BURSA SAHAM : IHSG Terjun Bebas, Investor Tak Perlu Panik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi indeks saham (JIBI/Bisnis)

Ilustrasi indeks saham (Dok/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Psra investor tidak perlu panik, menyusul indeks harga saham gabungan (IHSG) terpuruk ke level terdalam sejak akhir Juni 2013. Pada Senin (8/7/2013), IHSG anjlok 3,68% atau 169,18 poin ke level 4.433,63.

Advertisement

Dengan jumlah transaksi sebanyak 7,4 juta lot atau setara dengan Rp4,5 triliun. Sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seluruhnya melemah dipimpin oleh penurunan sektor konstruksi dan properti 3,82%.

Kondisi seperti ini tentu membuat panik dan kekhawatiran bagi para pelaku pasar. Meskipun koreksi indeks masih dapat terjadi, tetapi investor disarankan untuk tidak panik dan mengambil langkah secara tergesa-gesa tanpa pertimbangan.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menilai jatuhnya IHSG kemarin karena terpengaruh pergerakan bursa Asia yang juga melemah. Selain itu, dari dalam negeri juga belum ada sentimen positif yang cukup kuat menahan pengaruh bursa regional tersebut. Bahkan, revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia ikut menjadi sentimen negatif bagi bursa saham di Indonesia.

Advertisement

“Belum ada triger yang kuat yang bisa mendorong pergerakan IHSG. Bursa saham kita juga masih ‘latah’, ketika bursa Asia melemah, dia cenderung ikut melemah,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/7/2013).

Saat ini, lanjut dia, pergerakan pasar modal memang masih didominasi oleh investor asing. Dan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat para investor asing panik dan memberi kesan pasar modal Indonesia tidak lagi menarik.

“Kenaikan BBM serta tingkat inflasi memang dikhawatirkan menurunkan daya beli masyarakat. Tetapi kalau dilihat lagi, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia juga masih tinggi. Karena kelas menengah ke atas masih cukup besar. Jadi ekonomi di Indonesia tidak seburuk yang dibayangkan,” ungkapnya.

Advertisement

Terpisah, Technical Analyst eTrading Securities Yosua Batubara dalam risetnya juga mengatakan masih terdapat potensi tekanan terhadap IHSG.

Secara teknikal, lanjut dia, leading indikator stochastic oscillator mulai kembali memasuki area jenuh jual (oversold), tetapi indikator Moving average masih menghasilkan signal bearish.

“Penurunan volume rata-rata mengindikasikan meskipun tekanan bearish mulai berkurang namun IHSG masih berpotensi terkoreksi untuk menguji level support yang berada pada 4,420 dan 4,350 untuk support berikutnya,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif