Soloraya
Jumat, 5 Juli 2013 - 07:40 WIB

BLSM KLATEN : Nenek Tak Kejatah BLSM, Bantuan pun Dibagi Rata...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu warga miskin asal Pucung, Solodiran, Manisrenggo, Warnoredjo, 70, duduk di atas bebatuan yang ada di depan rumahnya. Ia adalah salah satu warga miskin yang tidak mendapatkan jatah BLSM. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)


Salah satu warga miskin asal Pucung, Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Klaten Warnoredjo, 70, duduk di atas bebatuan yang ada di depan rumahnya. Ia adalah salah satu warga miskin yang tidak mendapatkan jatah BLSM. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kamis (4/7/2013) pagi itu, seorang nenek asal Pucung, Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Klaten baru saja beranjak dari tempat tidurnya. Kemudian, nenek berusia 70-an tahun itu duduk di atas bebatuan yang ada di depan rumahnya.

Advertisement

Nenek itu adalah Warnoredjo. Dia tinggal sendiri di rumah berukuran sekitar 8 meter x 10 meter. Nyaris tidak ada barang elektronik di rumah Warnoredjo yang terbuat dari gedek itu. Hanya ada satu tempat tidur, satu almari, tiga kursi dan beberapa meja yang terbuat dari kayu.

Lantai rumah miliknya pun hanya terbuat dari tanah. Di dapur, dia masih menggunakan tungku yang terbuat dari tanah liat dan berbahan bakar kayu untuk memasak. Ketika ditanya Solopos.com apakah dirinya mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), dia pun mengaku tidak mengetahuinya.

BLSM iku opo? Aku ora mudeng [BLSM itu apa? Saya tidak tahu],” jelas Mbah Warno, panggilan akrab Warnoredjo.

Advertisement

Ya, Mbah Warno adalah satu dari sekian banyak warga miskin yang tidak terdaftar sebagai penerima BLSM di daerahnya. Padahal, dia sudah tidak mampu lagi untuk mencari nafkah. Setiap hari, anaknya selalu mengantar makanan di rumahnya. Dia mengaku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan. “Dingge jalan, awak rasane loro kabeh [Untuk jalan, tubuh rasanya sakit semua],” katanya.

Suaminya sudah meninggal sejak enam tahun lalu, sedangkan keenam anaknya sudah berkeluarga. Beruntung, dia memiliki warga yang cukup peduli terhadap nasibnya. Pada Selasa (2/7/2013) malam, sejumlah tokoh masyarakat seperti kepala Dusun Mangunan, Kwarakan, Pucung, Ketua RW 006 Solodiran, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan penerima Rumah Tangga Sasaran (RTS) menggelar rapat membahas BLSM.

Ketua RW 006 Solodiran, Sukirman, mengatakan hasil rapat itu yakni membagi uang BLSM kepada warga tidak mampu yang tidak terdaftar sebagai RTS. “Itu berdasarkan kesepakatan rapat dan disetujui oleh warga yang terdaftar sebagai RTS,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantor Desa Solodiran, Kamis.

Advertisement

Dari 44 kepala keluarga (KK) yang ada di Dusun Mangunan, Kwarakan, Pucung RW 006 Solodiran, ada 12 RTS yang terdaftar sebagai penerima BLSM. Padahal, masih ada sekitar 15 KK yang dinyatakan lebih miskin dari RTS. Oleh sebab itu, warga mengambil keputusan untuk membagi BLSM kepada warga miskin lainnya.

“Nantinya, masing-masing RTS menerima Rp200.000, sedangkan Rp100.000 sisanya diberikan kepada warga yang kurang mampu lainnya,” imbuhnya.

Meski demikian, hingga saat ini kawasan Manisrenggo memang belum bisa mencairkan BLSM. Dia mengakku prihatin dengan daftar penerima BLSM yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pasalnya, daftar penerima dinilai tidak merata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif