SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SRAGEN--Volume air Waduk Gembong, di Dukuh Gembong, Desa Saladan, Kecamatan Karangmalang, Sragen surut.
Akibatnya, petani yang ingin menggunakan air untuk irigasi pertanian kelabakan karena sudah mendekati musim kemarau.
Warga Gembong yang bertugas mengurusi perairan di desa tersebut, Kasno, mengatakan volume air di Waduk Gembong surut sejak dua pekan terakhir. Ia menduga minimnya volume waduk disebabkan kerusakan pintu air salah satu waduk di dekat Dukuh Gembong. Pasalnya, sejak beberapa pekan terakhir Waduk Gembong tak lagi mendapatkan pasokan air baru.
Kondisi minimnya air itu membuat para petani di sekitar waduk putar otak. Mereka terpaksa melakukan penghematan besar-besaran.Padahal saat ini sudah mendekati musim kemarau.
“Ini sudah mendekati musim kemarau. Petani sebenarnya butuh pasokan air banyak untuk irigasi,” tandas Kasno saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin.
Lebih lanjut, Kasno menambahkan total lahan pertanian di desanya seluas 150 hektare. Lahan seluas itu menurutnya membutuhkan pasokan air yang cukup banyak. Jika waduk tersebut dalam kondisi penuh, normalnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di semua lahan pertanian Dukuh Gembong selama dua pekan. Sementara, saat volume air mengalami penurunan semacam itu, pintu air hanya dibuka saat-saat penting saja.
Salah satu petani di Dukuh Gembong, Simin, Jumat, menambahkan penurunan volume air di Waduk Gembong sudah terjadi lama. Ia menyayangkan minimnya air di waduk yang digunakan sebagai tompangan saluran irigasi warga tersebut. Pasalnya Dukuh Gembong termasuk salah satu daerah rawan kekeringan. Sehingga dukungan pasokan air untuk lahan pertanian memang harus kuat.
“Udah lama ini berkurangnya [volume air waduk]. Bingung juga kenapa bisa seperti ini padahal petani butuh sekali,” tandasnya.