Kolom
Senin, 1 Juli 2013 - 12:53 WIB

GAGASAN : Hikayat Dua Bebek Pincang

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ahmad Djauhar, Wartawan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia

Peta perpolitikan di negeri jiran berubah dengan cepat, bahkan dapat dikatakan dramatis. Julia Gillard, Perdana Menteri perempuan pertama Australia, tumbang dari tampuk pemerintahan yang direbutnya dengan sengit tiga tahun silam.

Advertisement

Kala itu, Gillard melakukan “kudeta” dengan menggulingkan Kevin Rudd, ketua Partai Buruh sekaligus perdana menteri berkuasa, berkat kelihaian politisi asal Lalor, Negara Bagian Victoria, itu menggalang lobi di lingkungan Partai Buruh untuk mendukung kemenangannya.

Kini, Gillard harus mengakhiri seluruh karir politiknya dengan cara mengundurkan diri secara total sesuai janjinya. Sedianya, perempuan kelahiran Wales, Inggris, 52 tahun silam itu bulan ini menjadwalkan berkunjung ke Jakarta untuk bertamu dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Advertisement

Kini, Gillard harus mengakhiri seluruh karir politiknya dengan cara mengundurkan diri secara total sesuai janjinya. Sedianya, perempuan kelahiran Wales, Inggris, 52 tahun silam itu bulan ini menjadwalkan berkunjung ke Jakarta untuk bertamu dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Beberapa agenda sudah disiapkannya sebagai bahan pembicaraan bilateral kedua negara selama kunjungan, terutama menyangkut krisis manusia perahu. Membanjirnya manusia perahu ke perairan negeri jiran tersebut menjadikan Indonesia memperoleh cap yang tidak mengenakkan di mata warga Australia, karena dianggap tidak bekerja sama menghalau mereka sebelumnya.

Selain persoalan manusia perahu, tampaknya juga akan dibahas kemungkinan bagi Indonesia untuk kembali membuka kran impor sapi hidup dari Australia, mengingat ekspor komoditas ternak tersebut ke Indonesia yang semula merupakan andalan (mencapai 55%), kini turun drastis. Hal itu menyebabkan sejumlah peternak, terutama di kawasan Queensland dan North Territory, megap-megap karena tidak tahu lagi kemana harus “membuang” ternak sapi mereka.

Advertisement

Tak tanggung-tanggung, kedua pembaca itu menyebut Gillard sebagai lame duck karena kebijakannya yang dianggap tidak efektif lagi, lelet dalam pengambilan keputusan ataupun pemimpin yang tidak mempunyai greget lagi di mata rakyatnya. Secara harfiah, lame duck berarti bebek pincang.

“Dia tidak lebih dari seekor bebek pincang yang tampaknya sulit memenangi pemilu mendatang, jadi mengapa harus repot-repot,” ujar P. Cummins, salah satu pembaca, dalam suratnya di The Daily Telegraph edisi Jumat dua pekan lalu.

Sepertinya terlalu kejam memang komentar tersebut terdengar di telinga. tapi, begitulah politik. Kalau tidak tahan terhadap sindiran, kecaman, atau bahkan tudingan, janganlah berani-berani ikut bermain di panggung politik. Demikian yang sering saya dengar dari analis maupun politisi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Advertisement

Nun di seberang sini, di Indonesia, tidak sedikit pula orang yang menyindir maupun mencemooh SBY, terutama terhadap sikapnya yang selalu bimbang dalam mengambil keputusan. Di berbagai forum, baik obrolan di warung kopi, kafe hotel berbintang ataupun mal, juga di dalam kendaraan umum maupun media sosial, banyak orang ngrasani betapa lambannya SBY mengambil keputusan.
Salah satu yang paling mencolok adalah ketidaktegasannya dalam memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan pembengkakan di sisi pengeluaran negara akibat pelampauan kuota yang tidak dapat ditoleransi lagi.

Juga terhadap sikapnya yang cenderung membiarkan terjadinya konflik horisontal di kalangan masyarakat, misalnya ketidakberdayaan jemaah Ahmadiyah maupun Syiah Sampang serta beberapa peristiwa bentrok berdarah antara anggota TNI versus Polri atau bahkan antara TNI/Polri versus masyarakat sipil.

Kejengkelan masyarakat semakin menjadi-jadi ketika SBY mau-maunya menerima penghargaan The World Statesman Award yang diberikan sebuah lembaga tidak terkenal dari AS. Sejumlah elemen masyarakat menganggap SBY tidak layak memperoleh status sebagai negarawan, karena yang dilakukannya lebih pada praktik pembiaran.

Advertisement

Kekonyolan lain yang dilakukan SBY terlihat pada sikapnya atas kasus asap yang menyerang kedua jiran di utara, sehingga meminta maaf kepada warga Singapuran dan Malaysia, tapi lupa meminta maaf kepada warga Riau yang tak kalah parahnya sebagai korban asap.

Bukannya memperoleh pujian atau simpati, Singapura dan Malaysia malah tampak sengit mempersoalkan asap, sehingga membuat SBY gusar dan terkesan menyesali permintaan maaf yang baru disampaikannya dua-tiga hari sebelumnya.

Saya sempat menguping pembicaraan sejumlah diplomat yang sedang ngobrol  di sebuah kafe di Beijing beberapa bulan silam. Mereka menyimpulkam bahwa sikap SBY tersebut sebagai lame duck. Saat itu saya belum begitu faham apa maksudnya.

Nah, ketika media di Australia beramai-ramai ”menghajar” Perdana Menteri Gillard, yang tetap tampak tegar ketika menerima kami, rombongan redaktur senior dari sejumlah media massa Indonesia di kantornya, di kompleks Gedung Parlemen Canberra, jadi mafhumlah saya mengenai apa persisnya istilah lame duck itu.

Jadi, kalau saja Kevin Rudd tidak menumbangkannya sebagai Ketua Partai Buruh pekan lalu, yang dengan sendirinya menempatkan dirinya sebagai perdana menteri baru Australia, seharusnya bulan ini terjadi sebuah rendesvouz dua lame duck di Jakarta.
Pasti ada cerita seru dari pertemuan itu. Saya tidak dapat membayangkan akan seperti apa pedasnya komentar rekan-rekan pers di Negeri Kanguru yang terkenal galak-galak itu.
Dengan kepergian Gillard dari panggung politik, reuni lame duck tersebut tentu saja batal terjadi. Kevin Rudd yang dari sisi popular vote lebih unggul ketimbang Gillard, meski akan sulit menyaingi popularitas Ketua Partai Liberal Nasional Tony Abbott, rivalnya, kemungkinan tidak akan menyandang atribut bebek pincang itu.

Jadi, hikayat bebek pincang itu tampaknya akan tetap mewarnai lembaran kehidupan rakyat Indonesia ini. (djauhar@bisnis.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif