News
Senin, 1 Juli 2013 - 19:10 WIB

BUNUH DIRI : KA Akan Lewat, Pengamen Tengkurap di Rel Barat Stasiun Jebres

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dan warga mengevakuasi jenasah Wahono, 28 warga Yosodipuran, Kedunglumbu, Pasarkliwon yang tewas tertabrak KA di sebelah barat stasiun Jebres, Solo, Senin (1/7/2013).(Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Petugas dan warga mengevakuasi jenasah Wahono, 28 warga Yosodipuran, Kedunglumbu, Pasarkliwon yang tewas tertabrak KA di sebelah barat stasiun Jebres, Solo, Senin (1/7/2013).(Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Warga sekitar Stasiun Jebres digemparkan dengan aksi seorang laki-laki yang diduga bunuh diri dengan cara melindaskan tubuhnya di rel kereta api (KA) di dekat Stasiun Jebres, Solo, Senin (1/7/2013) sore. Tubuh korban yang diketahui bernama Wahono, 28, warga Yosodipuran RT 003/RW 001, Kedunglumbu, Pasar Kliwon, Solo itu hancur mengenaskan karena terlindas KA Argowilis jurusan Bandung-Surabaya.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, kejadian tersebut menyita perhatian banyak warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas di jalan tak jauh dari lokasi. Banyak pengendara yang sengaja memberhentikan motor untuk sekadar melihat kejadian tersebut. Arus lalu lintas sempat tersendat akibat hal itu. Sementara itu, tubuh korban terlihat hancur menjadi beberapa bagian.
Petugas Identifikasi Polresta Solo segera mengevakuasinya. Petugas membawa mayat korban ke Laboratium Forensik dan Medikolegal RSUD dr Moewardi Solo untuk divisum.

Saksi mata yang mengaku melihat aksi bunuh diri itu, Slamet Wahyudi, saat ditemui wartawan mengaku sebelum kejadian ia sempat melihat korban duduk di rel KA. Slamet yang merupakan teman mengamen korban itu mengatakan, korban tak segera menghindar ketika melihat KA datang dari arah barat. Ia pun terkejut saat melihat korban justru menidurkan diri dengan posisi tengkurap di rel KA.

“Bukannya lari korban malah tengkurap di rel saat ada kereta [api] lewat. Akhirnya korban terlindas dan saya teriak minta tolong,” ujar Slamet.

Advertisement

Kapolsek Jebres, Kompol Edison Panjaitan, yang turut berada di tempat kejadian perkara (TKP) kepada wartawan mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi korban diduga bunuh diri. Hal itu diperkuat dengan pengakuan istri korban, Yulianti, 25.

Korban kepada istrinya pernah mengatakan ia merasa capai karena setiap hari bekerja di tempat tambal ban dan mengamen. Atas dasar itu polisi menduga korban mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif