News
Jumat, 28 Juni 2013 - 05:55 WIB

Pendidik Jadi Saudagar, Pedagang Seragam Waswas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang pakaian seragam di Pasar Klewer Solo merapikan barang dagangannya, beberapa waktu lalu. Kini omset para pedagang busana berkurang seiring merebaknya tren kalangan pendidik yang berperan ganda menjadi saudagar di lingkungan sekolah. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Seorang pedagang pakaian seragam di Pasar Klewer Solo merapikan barang dagangannya, beberapa waktu lalu. Kini omset para pedagang busana berkurang seiring merebaknya tren kalangan pendidik menjadi saudagar di lingkungan sekolah. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Para pedagang pakaian seragam waswas dengan kelakuan kalangan pendidik yang belakangan ini rajin berperan ganda sebagai saudagar dengan dalih penyediaan paket pakaian seragam oleh sekolah. Tren penyediaan paket pakaian seragam oleh sekolah itu membuat omzet pedagang busana tahun ini turun dibandingkan tahun lalu.

Advertisement

Meski demikian, toko-toko konfeksi tetap tampak diserbu pembeli pada masa liburab kenaikan kelas ini. Karyawan Toko Bharata Solo, Topo, 48, tidak menampik pada pekan awal libur sekolah ini ada kenaikan penjualan.

Topo menuturkan saat ini penjualan pakaian seragam SD meningkat tajam. Bahkan tingginya permintaan membuat pihaknya sampai kehabisan stok kemeja putih panjang dan badge pramuka. Walau sudah mengalami kenaikan, apabila dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya, permintaan pakaian seragam pada tahun ini lebih rendah.

Advertisement

Topo menuturkan saat ini penjualan pakaian seragam SD meningkat tajam. Bahkan tingginya permintaan membuat pihaknya sampai kehabisan stok kemeja putih panjang dan badge pramuka. Walau sudah mengalami kenaikan, apabila dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya, permintaan pakaian seragam pada tahun ini lebih rendah.

“Soalnya sekarang banyak sekolah yang menyediakan seragam. Selain itu, untuk sekolah baru mereka biasanya mempunyai model dan warna seragam yang tidak biasa, seperti biru atau hijau,” ungkap Topo kepada wartawan di Toko Bharata di Jl Lawung No 5 Solo, Kamis (27/6).

Padahal menurut Topo hingga kini pihaknya belum mengikuti tren pakaian seragam sekolah yang baru. Topo menjelaskan pihaknya hanya menyediakan pakaian seragam sekolah standar dengan atasan berwarna putih atau cokelat dan bawahan merah, biru, abu-abu dan cokelat tua.

Advertisement

Peningkatan penjualan juga terjadi di Toko Mardi Rahayu. Tatik Mulyono, 70, menuturkan kenaikan penjualan pakaian seragam sebanyak 30% jika dibandingkan hari biasanya. Penjualan yang paling banyak menurut dia adalah pakaian seragam sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Selain penjualan pakaian seragam, penjualan aksesori seperti badge OSIS dan pramuka juga meningkat.

Kenaikan jumlah penjualan ini akan terus meningkat hingga akhir libur sekolah nanti. Kenaikan penjualan pakaian seragam menurut Tatik juga akan terjadi pada Agustus karena bertepatan dengan Hari Pramuka.

 

Advertisement

Harga Belum Naik

Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik menurut Topo maupun Tutik belum mempengaruhi harga pakaian seragam. Tutik menuturkan pihaknya belum menaikkan harga pakaian seragam karena harga kain dari pabrik belum naik.

“Kemungkinan [harga seragam] naik pada bulan depan. Kami sudah mendapat pemberitahuan dari pabrik kalau harga kain mulai Juli naik,” papar Tutik.

Advertisement

Tutik mengaku selama ini pihaknya membeli kain langsung dari pabrik dan dibuat seragam. Hal tersebut supaya harga seragam di tempanya bisa lebih terjangkau. Harga satu pasang pakaian seragam SD dengan bawahan celana sekitar Rp35.000 sedangkan SMP senilai Rp50.000.

Sedangkan Topo menuturkan karena kenaikan harga BBM, pakaian seragam sekolah di tokonya naik Rp2.000 per potong. Di Toko Bharata, harga kemeja putih lengan pendek kisaran Rp31.000-Rp44.000. Untuk celana seragam SMA senilai Rp64.000-Rp80.000. Sedangkan celana pendek untuk SMP dari bahan gabadin kisaran Rp33.000-Rp57.000 dan dari bahan dril senilai Rp37.000-Rp51.000.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif