Soloraya
Kamis, 27 Juni 2013 - 11:31 WIB

REGROUPING SD : Lagi, 10 SD di Wonogiri Bakal Di-regrouping

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah kekurangan murid. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi sekolah kekurangan murid. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri memastikan akan kembali melakukan penggabungan alias regrouping SD pada tahun 2013. Hal itu, menyusul fakta jumlah pendaftar SD di Wonogiri tahun ini masih saja minim.

Advertisement

Kepala Disdik Wonogiri, Siswanto, mengatakan berdasarkan pantauan sementara hingga hari ketiga pendaftaran siswa SD, Rabu (26/6/2013), tercatat sedikitnya 20% atau 158 SD dari 789 SD sederajat di Kabupaten Wonogiri kekurangan murid.

SD dikatakan kekurangan murid jika jumlah siswa satu sekolah kurang dari 60 siswa. “Kondisi penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini sama seperti tahun lalu, jumlah pendaftar tetap minim. Melihat fakta ini, tahun ini kami akan melakukan regrouping lagi,” ungkap Siswanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu.

Dia membeberkan SD yang akan digabung masih akan dijaring. Penjaringan dilakukan dengan melibatkan UPT Disdik di tiap kecamatan, pihak sekolah bersangkutan, kepala desa/lurah setempat dan masyarakat sekitar. Sejauh ini, baru empat SD sisa rencana regrouping tahun 2012 lalu yang jadi target utama regrouping tahun 2013. Empat SD itu adalah SDN 2 Pijiharjo (Manyaran), SDN 2 Bulurejo (Giriwoyo), SDN 2 Gedong (Ngadirojo) dan SDN 3 Kebonagung (Sidoharjo).

Advertisement

Menurut Siswanto, fakta bahwa sebagian SD hanya memiliki siswa baru kurang dari lima anak tidak bisa dipungkiri. Kondisi siswa yang minim itu berimbas luas, mulai dari efektifitas dan efisiensi pengajaran hingga berpengaruh pada jam kerja guru. “Sekarang jam kerja guru menjadi penting sebagai syarat sertifikasi. Jadi mau tak mau, guru harus bergerak mencari murid dengan berbagai cara, kalau tidak mau tambahan penghasilan melalui sertifikasi hangus,” ujarnya.

Sementara itu, model pendaftaran murid TK ke SD tahun ini juga masih sama seperti tahun lalu. Siswanto mengatakan orangtua biasanya menyerahkan pendaftaran putra putri mereka kepada guru TK untuk didaftarkan secara kolektif. Hal itu seperti dilaksanakan para orangtua di sekitar SDN 1 Kedungrejo, Kecamatan Nguntoronadi. Siswanto mengungkapkan cara pendaftaran seperti itu lazim diterapkan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif