News
Rabu, 26 Juni 2013 - 17:49 WIB

INSIDEN CIANJUR : Konsorsium Pembaruan Agraria Kutuk Keras Penembakan Terhadap Petani

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Insiden Cianjur (JIBI/Harian Jogja/istimewa)

Insiden Cianjur (JIBI/Harian Jogja/istimewa)

CIANJUR—Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mengutuk keras insiden kekerasan dan penembakan terhadap kaum tani yang terjadi di Cianjur Jawa Barat, Selasa (25/6/2013). KPA juga mendesak pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria yang memicu insiden tersebut.
Dalam siaran persnya kepada Harian Jogja, Rabu (26/6/2013), Sekretaris Jenderal KPA, Iwan Nurdin menegaskan, insiden itu telah melukai rasa kemanusiaan negeri ini.
Insiden berawal ketika warga yang sebagian besar berprofesi petani dari tiga kecamatan di Cianjur menolak kebaradaan perusahaan tambang pasir besi PT Mega Top Inti Selaras. Alasannya aktivitas penambangan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Selian itu menurut warga, penambangan juga memicu abrasi pantai selatan Cianjur sepanjang sekitar 70 kilometer. Masyarakat dan ekologi pun terancam.
Dari alasan inilah warga kemudian menggelar aksi. Namun kemudian terjadi insiden penembakan. Setidaknya 5 orang tertembak dan 1 diantaranya kritis karena tertembak di bagian dada oleh aparat keamanan.

Advertisement

Atas kejadian ini KPA menyatakan sikap :

1. Mengutuk keras tindakan kekerasan aparat keamanan berupa penembakan terhadap warga Kecamatan Sindangbarang, Cidaun dan Agrabinta yang berjuang mempertahankan sumber kekayaan alam dan kelestarian lingkungan hidup.
2. Tolak keberadaan perusahaan tambang pasir besi di sepanjang pantai selatan jawa karena membahayakan ruang hidup rakyat dan merusak fungsi sosial ekologis lingkungan pesisir serta mendorong bencana abrasi
3. Mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria secara menyeluruh dan fundamental melalui pelaksanaan reforma agraria sebagai satu-satunya jalan terwujudnya keadilan sosial atas sumber kekayaan alam.
4. Mengajak seluruh elemen kaum tani, buruh, nelayan, mahasiswa serta elemen progresif lainnya untuk menguatkan barisan demi mendorong adanya pelaksanaan reforma agraria sebagai satu-satunya jalan menuju kemerdekaan sejati.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif