Entertainment
Selasa, 25 Juni 2013 - 22:22 WIB

JAKARTA ULTAH : Atilah Soeryadjaya Terima Tantangan Jokowi Gelar Sedratari di Monas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Rangkaian ulang tahun (ultah) ke-486 Jakarta bakal dimeriahkan dengan pertunjukan Sendratari Kolosal, Ariah, yang digelar di lapangan seputaran Monumen Nasional (Monas), Jumat-Minggu (28-30/6/2013) mendatang.

Sendratari yang rencananya bakal menyedot perhatian 45.000 orang itu digarap sutradara dan penulis naskah Atilah Soeryadjaya, penata artistik Jay Subyakto dan penata musik Erwin Gutawa. Mereka juga orang-orang yang menggawangi pergelaran sendratari Matahati yang mengguncang Solo, Jakarta dan Singapura beberapa waktu lalu.

Advertisement

Kepada Solopos.com, Selasa (25/6/2013) siang, penggagas Ariah, Atilah Soeryadjaya menceritakan kisah dibalik proyek garapan yang melibatkan 1.000 orang penari, musisi dan kru ini. “Sebenarnya ide garap cerita Ariah ini sudah lama tercetus. Bermula dari pembicaraan saya dengan Jokowi sebelum beliau menjabat Gubernur DKI. Selepas saya menggarap sendratari Matah Ati lalu, saya dipanggil Jokowi. Beliau bilang kalau nanti menjabat sebagai gubernur, Jokowi minta dibuatkan sendratari serupa Matah Ati dengan latar cerita budaya Betawi,” katanya.

Selepas Jokowi menjabat Gubernur, Atilah mengaku dirinya kembali dikontak untuk membicarakan kelanjutan proyek kesenian kolosal tersebut. “Jokowi kembali menawarkan tantangan buat saya. Saya enggak berani kalau harus menggarap cerita asli. Makanya saya ambil tawarannya dengan pendekatan garap yang direnovasi dan diberi inovasi agar lebih kontekstual dengan kondisi saat ini. Tapi tetap saya usahakan ceritanya nanti tidak melenceng dan tercerabut dari akar budaya aslinya,” bebernya.

Dalam sendratari ini, Atilah mengungkapkan dirinya kembali menggaet Jay Subyakto sebagai penata artistik untuk menggarap pertunjukan dengan panggung terbesar di Indonesia. Panggung megah pertunjukan ini dibuat dengan tiga level ketinggian mulai dari 3 m, 7 m dan 10 m dan sudut kemiringan 15 derajat, 20 derajat dan 35 derajat.

Advertisement

“Konsep panggungnya mirip dengan pergelaran Matah Ati yang digelar di Pamedan Mangkunegaran. Tapi kemiringannya bertambah sampai 35 derajat. Ukuran panggung juga dibuat dua kali lebih besar dari Matah Ati, sampai 72 meter. Jadi penarinya mirip pemain akrobat, tapi saya bersyukur anak-anak menikmatinya,” kelakarnya.

Atilah mengungkapkan pihaknya mendatangkan 200 penari dari seluruh Indonesia untuk bergabung dalam pementasan dengan durasi 1,5 jam-2 jam ini. “Saya lihat di Jakarta itu hampir semua suku bangsa ada. Jadi penari untuk pertunjukan ini saya datangkan juga dari seluruh penjuru Indonesia. Ada yang dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan sampai Papua. Kemajemukan itu yang saya bawa ke sini,” pungkasnya.

Seperti diberitakan Solopos.com, Senin (13/5/2013) lalu, tiga penari utama Ida Sunaryono, Fajar Satriadi dan Jujun Arfah bakal naik pentas sendratari Ariah. Tarian ini mengisahkan perjuangan perempuan dalam mempertahankan martabat dan kehormatannya. Latar cerita Ariah dibangun di Batavia pada 1869, saat pemberontakan petani Tambun pada penindasan pemerintah kolonial meletus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif