Soloraya
Senin, 24 Juni 2013 - 10:09 WIB

Tetap Bertugas, Fasilitator PNPM Wonogiri Tombok

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi menghitung uang (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kabupaten Wonogiri tetap menjalankan tugas kendati gaji mereka selama empat bulan belum dibayar. Akibatnya, mereka pun harus menguras kantong pribadi agar tetap bisa melaksanakan tugas.

Advertisement

Padahal, Fasilitator PNPM Kecamatan Eromoko, Egy Diari Firgianto, mengatakan saat ini tugas fasilitator sedang menumpuk. Selain memantau pelaksanaan program di wilayah masing-masing yang bergejolak akibat rencana pemangkasan 20% anggaran PNPM Mandiri Pedesaan, mereka juga harus mendampingi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kecamatan yang tengah mengikuti pelatihan di Solo.

Dalam kondisi tak ada  pemasukan dari gaji, Egy mengaku harus tombok uang pribadi agar semua tugas jalan terus.

“Saya dan  teman-teman mau saja berhenti melaksanakan tugas tapi dibenak kami, ada warga yang harus kami  pikirkan. Apa jadinya kalau kami mogok. Terpaksa kami bongkar tabungan pribadi.”

Advertisement

Hal itu diungkapkan Egy, saat  dihubungi Solopos.com, Minggu (23/6/2013). Dia menambahkan persoalan gaji yang empat bulan belum terbayarkan adalah urusan langsung fasilitator dengan pihak pengontrak alias pengguna jasa, dalam hal ini Pemerintah. Seperti bekerja pada sebuah  perusahaan, maka wajar jika para fasilitator menuntut hak-halnya.

Untuk itu Egi yang didapuk menjadi Sekretaris Forum Komunikasi Fasilitator (FKF) Jawa Tengah, mengatakan para fasilitator akan terus  memperjuangkan hak mereka, tanpa mengabaikan tugas. Rencananya, pada Selasa (25/6/2013), FKF akan  bergerak menyuarakan protes ke Pemprov Jawa Tengah.

Sementara itu, Egy memastikan pihaknya dan 22 fasiliatator PNPM kecamatan se-Kabupaten Wonogiri  tetap berkomitmen untuk menjalankan tugas. Sebab, dia yakin jika ditinggal begitu saja, kondisi di masyarakat akan kacau. Sebagai gambaran, Egy yang menangani tujuh pekerjaan di Kecamatan Eromoko, harus bolak-balik ke mengawasi pekerjaan sekaligus menenangkan warga pelaksana.

Advertisement

Pasalnya, empat dari tujuh pekerjaan di Eromoko telah rampung 100%. Sementara, pencairan dana baru sampai 40-80%.  “Ini kan masalah kalau kami memaksakan mogok. Tapi kita lihat nanti apakah Pemerintah bisa memberi solusi. Kalau tidak, ya mogok itu polohan terakhir,” tandasnya.

Di lain pihak, langkah Pemkab Wonogiri kepada Kementerian Dalam Negeri untuk menunda pemangkasan dana PNPM 20% rupanya dilakukan juga daerah lain. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Wonogiri, Semedi Budi Wibowo, saat ditemui Solopos.com, akhir pekan lalu, mengungkapkan dalam koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri yang juga diikuti semua pemerintah kabupaten yang melaksanakan PNPM Mandiri Pedesaan, banyak daerah memprotes rencana itu.

Alasannya, sama seperti Pemkab Wonogiri, pemangkasan 20% dana akan menyulut masalah. Kendati demikian, keputusan final belum ditetapkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif