Soloraya
Minggu, 23 Juni 2013 - 03:14 WIB

KENTINGAN BARU BERGEJOLAK : Warga Tak Puas Pelayanan Kepolisian

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah warga Kentingan Baru, Jebres, Solo, terlihat rusak akibat penyerangan sekelompok orang tak dikenal, Sabtu (22/6/2013). (Guruh Cahyono/JIBI/SOLOPOS)

Rumah warga Kentingan Baru, Jebres, Solo, terlihat rusak akibat penyerangan sekelompok orang tak dikenal, Sabtu (22/6/2013). (Guruh Cahyono/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Perusakan Kampung Kentingan Baru, Jebres, Solo oleh seratusan yang tak jelas identitasnya, Sabtu (22/6/2013) siang, menyisakan keprihatinan bagi warga setempat. Bukan hanya karena rumah mereka rusak sehingga tak memiliki tempat berteduh lagi, tetapi juga karena merasa hanya dipandang sebelah mata kala perkara perusakan itu mereka adukan kepada para bayangkara negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Advertisement

Selepas perusakan terhadap permukiman di lahan sengketa  yang dilakukan ratusan orang  itu, warga segera melapor kepada aparat Polres Jebres hingga Poltabes Solo. Namun, warga mengaku tidak mendapat tanggapan yang memuaskan. “Makanya kami bingung, polisi kan seharusnya mengayomi masyarakat, tapi kok seolah malah menutup-nutupi,” ungkap seorang warga Kentingan Baru, Yulianti alias Jupe.

Masyarakat Kentingan Baru meyakini serangan itu didalangi oleh ketua paguyuban warga Randusari. “Dulu dia itu jadi ketua paguyuban di sini. Dia ingin kami semua pindah dari kampung ini, ini kan tanah sengketa,” terang seorang warga lainnya, Nana.

Warga mengaku siap pindah dari tempat itu jika Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menghendaki. Hanya, mereka meminta diadakannya sosialisasi yang jelas sebelum diminta angkat kaki. “Kalau memang pemerintah yang minta kami pasti mau, kan Pemkot punya cara baik-baik, ada soalisasi dulu. Kalau premanisme seperti ini kami jelas tidak setuju,” pungkasnya.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Sabtu (22/6/2013) malam, puluhan polisi berjaga di depan Kampung Kentingan Baru. Sebagian dari mereka juga tampak mengecek keadaan di dalam kampung. Di dalam perkampungan itu, warga terpaksa tidur beralaskan kain bekas spanduk beratapkan langit akibat rumah-rumah mereka tak lagi bisa dihuni.

Kemarahan warga permukiman di lahan sengketa itu sempat terlampiaskan Santu malam kala segerombolan ibu-ibu merusak sebuah warung mi ayam di depan kawasan permukiman mereka. Menurut mereka, pemilik warung mi ayam itu turut menertawakan mereka kala seratusan preman masuk kawasan permukiman dan melakukan perusakan.

Serombongan polisi berpakaian preman yang datang ke lokasi itu bersikap seolah-olah tak mengetahui insiden tersebut kala dimintai konfirmasi oleh Solopos.com. “Masak? Tidak ada apa-apa kok, tidak ada yang dirusak. Ini kami memang kebetulan akan mengadakan meeting di sini,” ujar seorang polisi.

Advertisement

Karena kedatangan rombongan polisi berpakaian preman itu, ibu-ibu Kentingan Baru yang melakukan perusakan warung mi membubarkan diri, berlarian ke permukiman mereka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif