Soloraya
Minggu, 23 Juni 2013 - 11:27 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Tarif Angkutan Umum Wonogiri Naik Rp500-Rp1.000

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi Terminal Angkutan Kota Wonogiri pada Minggu (23/6/2013) tampak lengang. Para sopir angkutan kota mengaku jumlah penumpang yang terus berkurang membuat kenaikan harga BBM terasa memberatkan. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)


Kondisi Terminal Angkutan Kota Wonogiri, Minggu (23/6/2013) tampak lengang. Para sopir angkutan kota mengaku jumlah penumpang yang terus berkurang membuat kenaikan harga BBM terasa memberatkan. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) langsung berimbas pada kenaikan tarif angkutan umum. Besaran kenaikan tarif bervariasi dari Rp500-Rp1.000.

Advertisement

Seorang penumpang minibus, Sarni, saat ditemui Solopos.com, di Terminal Angkutan Kota Wonogiri, Minggu (23/6/2013), mengatakan tarif minibus naik dari Rp2.000 menjadi Rp3.000 atau naik 50%.

“Saya dari Sukoharjo ke Wonogiri untuk jualan jamu. Sejak kemarin [Sabtu, 22/6] tarif sudah naik. Saya biasanya bayar Rp2.000, mulai kemarin diminta tambah, jadi Rp3.000. Kalau bukan bakul [pedagang] tarifnya lebih mahal lagi, Rp3.000 jadi Rp4.000 setelah BBM naik,” beber Sarni.

Sedangkan untuk angkutan kota (angkuta), meski secara resmi tarif yang ditetapkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri belum berubah, di lapangan tarif terkerek sekitar Rp500.  Sopir angkuta, Mashudi, mengatakan kendati dirinya tidak secara resmi meminta tarif naik, penumpang biasanya sudah menyadari. Para penumpang menambah pembayaran, dari semula Rp2.000 menjadi Rp2.500. Tarif resmi yang ditetapkan Dishubkominfo untuk angkuta di Wonogiri adalah jauh dekat Rp2.000.

Advertisement

“Penumpang tanya, jadi berapa ongkosnya setelah BBM naik? Ya saya sampaikan monggo saja. Akhirnya, mereka sendiri yang nambah Rp500,” ujar dia.

Mashudi yang juga pengurus Paguyuban Angkuta Wonogiri (PAW) mengaku dirinya dan para sopir angkuta lain tidak berani memutuskan tarif naik secara sepihak karena takut melanggar aturan. Meskipun tarif lama Rp2.000 sebenarnya telah berlaku hampir 10 tahun. Dia berharap Dishubkominfo segera menyesuaikan besaran tarif agar sebanding dengan pergerakan harga di lapangan dan biaya BBM.

Sementara itu, angkutan pedesaan tujuan Wonogiri ke sejumlah kecamatan juga mulai naik. Kendati demikian, kondisi penumpang yang sepi diakui sejumlah sopir, membuat kenaikan tarif tidak berarti. Sopir minibus jurusan Wonogiri-Tirtomoyo, Darmo, misalnya, meski sudah meminta tambahan tarif, penumpang banyak yang menawar.

Advertisement

Sebagai gambaran, tarif minibus Wonogiri-Tirtomoyo sebenarnya Rp6.000, namun lantaran tak ada penumpang, mereka tak mempersoalkan jika ada yang membayar hanya Rp5.500 bahkan Rp5.000.  Terlepas dari persoalan penumpang, Darmo mengakui sejumlah penumpang ada juga yang sadar dan mau menambah pembayaran, namun nilainya tetap tidak bisa mengimbangi kenaikan harga BBM.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif