Soloraya
Sabtu, 22 Juni 2013 - 23:57 WIB

Dipandu Habib Syech, Peserta Salawat Akbar Tak Pedulikan Rintik Hujan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan warga melantunkan lagu lir-ilir saat mengikuti Selawar Akbar di Koridor Sudirman, Solo, Sabtu (22/6/2013). Selawatan dalam rangka hari jadi ke-67 Kota Solo tersebut dipimpin oleh Habin Syech Abdul Qodir Assegaf. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Ribuan warga melantunkan lagu lir-ilir saat mengikuti Selawar Akbar di Koridor Sudirman, Solo, Sabtu (22/6/2013). Selawatan dalam rangka hari jadi ke-67 Kota Solo tersebut dipimpin oleh Habin Syech Abdul Qodir Assegaf. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Salawat akbar yang dipandu Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf di Koridor Sudirman Kota Solo, Sabtu (22/6/2013) malam ini , diikuti puluhan ribu umat Islam. Rintik hujan tak menahan minat jemaah datang ke sepanjang Jl Jenderal Sudirman yang malam ini ditutup dari arus lalu lintas kendaraan itu.

Advertisement

Habib Syech seperti penampilannya di Solo, menyelipkan bahasa Jawa saat memandu salawat maupun saat memberikan ceramah. Lagu-lagu Jawa seperti Lir-ilir pun ia nyanyikan untuk kemudian disambung dengan doa-doa dengan menggunakan irama yang sama.

Bukan hanya melantunkan doa untuk Allah, salawat akbar yang dipimpin Habib Syech malam ini juga sarat pesan-pesannya tentang perdamaian antarumat. Hal itu terlihat saat Habib Syech mengatakan bahwa derajat manusia di hadapan Allah sama. Sehingga dalam acara salawat semua jamaat diminta duduk tak terkecuali Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang meski berbeda keyakinan tetap mengikuti jalannya salawat akbar.

Sentilan lain yang diucapkan Habib Syech dalam lantunan salawatnya di Kota Solo yang sebagaimana diketahui merupakan basis Muhammadiyah adalah tentang eksistensi salawat yang merupakan peninggalan dari kaum Nahdatul Ulama (NU). Sentilan tersebut berhasil membuat para jamaah tertawa.

Advertisement

“Sebagai umat Allah kita semua harus menghargai perbedaan. Jenengan (Anda) lihat kan bagaimana jari-jari kita ini. Ada yang jempol (ibu jari) ada juga yang jari kelingking. Coba kalau semuanya jempol apa nggak mumet kita. Begitu pun kalau semuanya berupa jari kelingking,” ujar Habib Syech.

Sementara itu Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo dalam sambutannya berharap melalui salawat kedamaian bisa tercipta di Kota Solo. Dia pun mengucapkan terimakasih kepada Habib Syech yang bersedia mendukung acara salawat akbar yang digelar Pemkot dalam rangka Bulan Bakti Gotong Royong serta memperingati hari ulang tahun ke-67 Pemkot Solo.

Kepala Bapermas P3A dan KB, Anung Indro Susanto mengatakan acara salawat akbar pada Sabtu malam ini kali pertamanya digelar di Kota Bengawan. Dana yang digunakan untuk menggelar acara ini berasal dari APBD.

Advertisement

Anung berharap acara salawat akbar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat Solo khususnya manfaat secara spiritual. Selain manfaat spiritual, seorang pedagang, Suraji mengaku juga mendapatkan keuntungan material dari acara salawat akbar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif