News
Jumat, 21 Juni 2013 - 05:55 WIB

Arkeolog Slovenia Temukan Kota Kuno Maya

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arkeolog Slovenia Ivan Sprajc menunjukkan artefak yang ia temukan di Kota Maya yang baru ia ungkap. (pasthorizonspr.com)

Arkeolog Slovenia Ivan Sprajc menunjukkan artefak yang ia temukan di Kota Maya yang baru ia ungkap. (pasthorizonspr.com)

MEXICO CITY Sekelompok arkeolog mengungkap sebuah kota kuno suku Maya yang tak diketahui keberadaannya selama ratusan tahun dalam hutan tropis sisi timur Meksiko.

Advertisement

Para arkeolog yang dipimpin oleh Ivan Sprajc dari Slovenian Academy of Sciences and Arts itu berharap penemuan tersebut dapat memberikan gambaran sesungguhnya peradaban kuno Maya. Suku Maya yang diyakini berperadaban maju pada zamannya diperkirakan runtuh sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Tim arkeolog itu menurut Kantor Berita Reuters yang dikutip Antara, Jumat (21/6/2013), menemukan 15 piramid—satu di antaranya berketinggian 23 meter, beberapa ruang pengadilan, plaza dan stelae atau ukiran di bebatuan yang mempanjang. Mereka menamai kota tersebut Chactun yang berarti Batu Merah.

Sprajc memperkirakan Chactun dahulu dihuni oleh sekitar 30.000 sampai 40.000 orang, atau lebih sedikit dari populasi kota tua Maya lain di Guatemala bernama Tikal (sekitar 90.000). Menurut Sprajc, Chactun mengalami masa kejayaan pada periode Classic—akhir peradaban Maya—atau sekitar tahun 600 sampai 900 Masehi. “Situs seluas 22 hektare ini seluruhnya tertutup oleh hutan,” kata Sprajc.

Advertisement

“Meskipun tidak diketahui oleh komunitas akademik, jelas bahwa beberapa penebang hutan telah mendatangi situs ini setidaknya 20 atau 30 tahun yang lalu,” duga dia. Petunjuk adanya situs kota kuno tersebut kali pertama ditemukan Sprajc sekitar 15 tahun yang lalu saat dia mengamati foto-foto dari National Commission for the Knowledge and Use of Biodiversity.

Tim arkeolog sebelumnya juga harus menghabiskan tiga pekan demi membuka jalan sepanjang 16 km demi menembus hutan. Setelah memetakan dan mendokumentasikan berbagai monumen dalam situs selama enam pekan, mereka kemudian kembali dan memblokade jalan yang telah dibuat untuk mencegah akses.

“Keberadaan beberapa ruang pengadilan merupakan indikasi bahwa Chactun dahulunya adalah kota yang penting,” kata Sprajc. Dia memperkirakan kota tersebut ditinggalkan penduduknya pada sekitar tahun 1.000 karena tekanan demografis, perubahan iklim, perang, dan pemberontakan.

Advertisement

Sprajc berharap penemuan kota baru itu dapat memberikan petunjuk baru mengenai hubungan antara berbagai wilayah berbeda dari kerajaan Maya. Kerajaan Maya adalah salah satu peradaban paling maju di benua Amerika sebelum kedatangan Columbus. Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Maya meliputi Yucatan, Belize, Guatemala, dan Honduras.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif