Entertainment
Kamis, 20 Juni 2013 - 02:37 WIB

WO Sriwedari Pentas Istimewa di Gedung Kesenian Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wayang Orang Sriwedari beraksi di halaman Balai Kota Solo, Selasa (21/5/2013), guna memperingati Hari Kebangkitan Nasional. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Wayang Orang Sriwedari beraksi di halaman Balai Kota Solo, Selasa (21/5/2013), guna memperingati Hari Kebangkitan Nasional. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Wayang Orang (WO) Sriwedari mendapat kehormatan naik pentas di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Sabtu (22/6/2013) malam. Meskipun acap kali mendapatkan tawaran manggung di luar kandang, kesempatan ini terbilang istimewa bagi seniman Wayang Orang Sriwedari.

Advertisement

“GKJ sangat selektif memilih pertunjukan yang ditampilkan. Kami menyambut kepercayaan ini dengan persiapan yang maksimal karena pentas di GKJ merupakan pentas yang istimewa bagi Wayang Orang Sriwedari,” tutur Koordinator WO Sriwedari, Agus Prasetyo, ketika ditemui Solopos.com di Gedung WO Sriwedari, Rabu (19/6/2013) siang.

Agus menuturkan pihaknya telah mempersiapkan latihan untuk pentas ke Jakarta selama satu bulan secara intensif. “Untuk pentas di GKJ, kami memberikan ‘penebalan’ pada pola garap tari. Biasanya pentas di sini banyak spontanitas. [Kali ini] dialog dipersiapan secara khusus dengan naskah. Karawitan juga digarap semaksimal mungkin. Kami berusaha menampilkan pertunjukan yang enak ditonton dan pesan ceritanya sampai kepada penonton,” terangnya di sela-sela sesi latihan terakhir.

Sebanyak 50 seniman WO Sriwedari bakal diboyong ke Jakarta untuk memainkan lakon Arjuna Tinanding yang ditampilkan dalam durasi 1,5 jam. Agus membeberkan WO Sriwedari bakal menampilkan rekam jejak seniman yang senior hingga generasi muda.

Advertisement

“Kami akan membuka pertunjukan dengan penampilan maestro WO Sriwedari yang saat ini sudah pensiun, Nanik Suyanto, 65, lewat pertunjukan Tari Gambyong. Setelah itu penonton disuguhi penampilan seniman Wayang Orang Sriwedari generasi selanjutnya. Walaupun hanya satu orang, tapi saya kira bisa menggambarkan benang sejarah seniman wayang orang yang berkesinambungan,” paparnya.

Dikatakan Agus, pemilihan lakon cerita pertunjukan Arjuna Tinanding disesuaikan dengan kondisi saat ini. “Sebenarnya cerita ini kalau di Sriwedari masuk kategori garapan ringan. Tapi saya lihat isinya sangat sesuai dengan kondisi sosial politik sekarang. Penguasa harus berpikir untuk kemaslahatan umat. Seorang pemimpin harus konsisten dan tidak bisa seenaknya mengambil kebijakan,” pungkasnya.

Gerilya seniman WO Sriwedari untuk bermain di luar kandang merupakan perjuangan seniman yang kini sedang berjuang mempertahankan eksistensi di tengah banyaknya alternatif hiburan. Dalam satu tahun terakhir, tercatat mereka telah empat kali pentas di berbagai tempat di Jakarta.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif