SEMARANG — Sebanyak 10 mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Semarang menggelar aksi mogok makan, sebagai bentuk protes kenaikan harga BBM.
Mereka menggelar aksi mogok makan dengan memasang tenda darurat di bekas videotron kawasan Jl Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (19/6/2013).
Ke-10 mahasiswa itu yakni, Riza Islami , Edi, Sute, Ali Maskur, Sabik, Ahong, Safii, Adit, Fahim, dan Zainal Abidin. Mengawali aksi mogok makan, para mahasiswa dari PMII komisariat IAIN Walisongo Semarang ini menggelar doa di jalan, sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Aksi Mogok Makan Tolak APBN-P dan Kenaikan BBM”
Ke-10 mahasiswa itu yakni, Riza Islami , Edi, Sute, Ali Maskur, Sabik, Ahong, Safii, Adit, Fahim, dan Zainal Abidin. Mengawali aksi mogok makan, para mahasiswa dari PMII komisariat IAIN Walisongo Semarang ini menggelar doa di jalan, sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Aksi Mogok Makan Tolak APBN-P dan Kenaikan BBM”
Ketua PMII Cabang Semarang, Junaidi, mengatakan aksi mogok makan ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap hasil sidang paripurna DPR yang menetapkan APBN Perubahan 2013.
“Dengan ditetapkan APBN Perubahan 2013 berarti anggota Dewan mendukung rencana pemerintah menaikkan harga BBM,” ujarnya.
PMII bersama organisasi kemahasiswaan lainnya, kata Junaidi akan terus melakukan aksi-aksi perlawanan, menolak kenaikan BBM.
”Kami memilih mogok makan sebagai simbul sudah matinya demokrasi di Indonesia,” tandasnya.
Aksi mogok makan ini, imbuh dia akan berlangsung selama tiga hari sampai Sabtu (22/6/2013).
”Mogok makan ini berakhir Sabtu mendatang,” imbuhnya.
Salah seorang peserta mogok makan, Riza Islami mengungkapkan tidak ada persiapan khusus untuk melakukan aksi ini.
Dia nekat melakukan mogok makan untuk memperlihatkan kepada masyarakat, bahwa gerakan mahasiswa menolak kenaikan BBM masih ada.
”Mogok makan ini juga sebagai gambaran rakyat miskin yang akan semakin sengesara dengan kanikan BBM,” ujar dia.
Selama berlangsung aksi, beberapa anggota PMII Cabang Semarang yang tak ikut mogok makan mendampingi dan memberikan semangat kepada rekan mereka.
Sementara, Ketua Departemen Kebijakan Publik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Semarang, Fahmi Syafaat, menyatakan menolak kenaikan BBM.
”Ketua Umum PP KAMMI telah menginstruksikan kepada KAMMI di daerah menduduki pusat pemerintah sebagai protes kenaikan BBM,” tandas dia.