Gedhadhe-dab
Rabu, 19 Juni 2013 - 12:04 WIB

GEDHADHE DAB : Dikira SPG

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gambar Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Gambar Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Saat masih duduk di bangku SMK, Jeng Janeth dan teman-temannya study tour ke sebuah SMK di Bandung.

Advertisement

“Anak-anak, jangan lupa besok bawa kaos seragam kita yang baru. Karena kunjungan pertama besok ke SMK terbaik di Kota Bandung, kita harus tampil yang baik”, pesan Mas Behi, guru sekolah Janeth.

Setelah sampai, rombongan berangkat menuju SMK. Sesampainya di sana, acara berlangsung sekitar 2 jam. “Aduh, inyong wes gak sabar pengen belanja neng Cibaduyut dan Cihampelas,” bisik Janeth pada Lady Cempluk, temannya.

Advertisement

Setelah sampai, rombongan berangkat menuju SMK. Sesampainya di sana, acara berlangsung sekitar 2 jam. “Aduh, inyong wes gak sabar pengen belanja neng Cibaduyut dan Cihampelas,” bisik Janeth pada Lady Cempluk, temannya.

Akhirnya acara itupun selesai. “Anak-anak, acara selanjutnya adalah jalan-jalan. Ingat, waktu kalian 3 jam. Setelah itu, kumpul lagi di bus. Oke?” ujar Mas Behi.

“Eh jeng, kita ganti baju dimana ini? Masak pake seragam?” tanya cempluk ketika turun dari bus. “Mengko golek toilet lah Pluk, tenang bae,” jawab Janeth.

Advertisement

Jeng Janeth berdiri di dekat kamar ganti, dan tiba-tiba… “Mbak, celana nomor 35 ada gak,” tanya John Koplo, seorang pembeli pada Jeng Janeth.
Mak jegagik!!!!

“Aduh, ngapunten mas, saya bukan SPG-nya. Saya juga pembeli di sini. Itu SPG-nya,” jawab Janeth sambil menunjuk seorang SPG.

“Walah, saya kira SPG. Habis banyak yang pake seragam yang sama,” ungkap Koplo sambil cekikikan.

Advertisement

“Duh, gara-gara pake seragam ini, dikira SPG,” batin Janeth.

Widya P
Lempuyangan Jogja

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif