Soloraya
Senin, 17 Juni 2013 - 08:06 WIB

PASAR MASARAN : Kini Tak Banjir Lagi…

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Masaran (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Pasar Masaran (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Pasar Masaran merupakan salah satu pasar tradisional besar di Kabupaten Klaten. Pasar tradisional yang terletak di Kecamatan Cawas itu dihuni lebih dari 600 pedagang dari Klaten, Sukoharjo dan Gunung Kidul.

Advertisement

Komoditas di pasar tradisional itu tak berbeda jauh dengan pasar tradisional lain yang menjual sayur-sayuran, bumbon, pakaian, perabot rumah tangga, kuliner dan lain-lain.

Pada 2006 silam, gempa bumi melanda Klaten dan DIY. Sebagian besar bangunan fisik pasar yang ramai pada Pahing dan Kliwon ini hancur akibat diguncang gempa. Belum adanya anggaran dana membuat Pemkab Klaten baru bisa memperbaiki Pasar Masaran pada 2012 lalu.

Sebelum diperbaiki mengunakan dana APBD senilai Rp8,4 miliar, pedagang membangun kios secara swadaya. Namun hanya sebagian kios yang berhasil diperbaiki pedagang, selebihnya bangunan pasar dibiarkan tidak terawat. Kondisi itu diperparah saat musim hujan datang. Pasar tradisional ini kerap dilanda banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Dengkeng.

Advertisement

“Dulu banjir sudah menjadi langganan Pasar Masaran saat musim hujan tiba. Perekomian bisa lumpuh karena ketinggian banjir mencapai pinggang orang dewasa,” tandas Ketua Paguyuban Pasar Masaran, Bakir kepada Solopos.com, Minggu (16/6/2013).

Pasar tradisional yang dibangun di Dukuh Noyotrunan, Desa Cawas pada lahan seluas 6.000 m2 itu diresmikan Bupati Klaten, Sunarna, pada pertengahan Februari lalu. Lantai pasar ini ditinggikan hingga 80 cm dari sebelumnya untuk mengantisipasi banjir. Pasar ini memiliki 122 kios dan 11 los yang mampu menampung semua pedagang.

“Tanggul Sungai Dengkeng yang kerap jebol juga sudah diperbaiki sehingga pedagang sudah terbebas dari ancaman banjir,” tandas Bakir.

Advertisement

Juli Krisnawati, pedagang setempat mengaku senang menempati los baru. Kendati lebih sempit dari sebelumnya, dia mengaku lebih nyaman bisa berdagang di los baru.  “Dulu luasnya 2×3 meter persegi, sekarang luasnya hanya 2×1,5 meter persegi. Memang lebih sempit, tetapi lebih nyaman. Dulu kondisi los memprihatinkan. Banyak bocor di sana sini. Kalau musim hujan tiba, biasa terkena banjir,” papar Juli.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif