News
Minggu, 16 Juni 2013 - 22:53 WIB

NU Jatim Prediksi 9 atau 10 Juli Awal Ramadan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto dokumentasi petugas meneropong posisi bulan saat dilakukan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1430 Hijriyah, di Pantai Ambat, Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Foto dokumentasi petugas meneropong posisi bulan saat dilakukan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1430 Hijriyah, di Pantai Ambat, Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

SURABAYA — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) memprediksi awal Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada 9 atau 10 Juli 2013. Meskipun telah memprediksi tanggal pasti awal puasa, NU tetap akan melakukan rukyatul hilal atau melihat hilal/bulan sabit secara kasat mata.

Advertisement

“Prediksi tanggal 9 Juli atau 10 Juli itu merujuk pada empat kitab dan satu rumus modern yang digunakan ahli hisab di lingkungan NU, namun kami tetap melakukan rukyatul hilal,” kata koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim, HM Sholeh Hayat, di Surabaya, Minggu (16/6/2013).

Menurut dia, waktu ijtimak yang merupakan konjungsi (pertemuan secara astronomis antara rembulan dengan matahari) terjadi pada hari Senin Pon tanggal 8 Juli sekira pukul 14.10 WIB – 14.17 WIB. “Namun, kitab Sullamun Nayyiren menyebut ijtimak terjadi pada 12.07 WIB, dengan demikian irtifak hilalnya setinggi 02,45 derajat, sedangkan tiga kitab menyebut irtifak masih di bawah ufuk antara 0,16 hingga 0,31 derajat,” katanya.

Ketiga kitab itu adalah Nurul Anwar, Irshodul Jadid dan Irshodul Murid. Ketiga kitab itu menyebut irtifak ketinggian hilal masih di bawah ufuk antara 0,16-0,31 derajat, sedangkan rumus kontemporer Ephemeris menghitung irtifak hilal juga masih minus 0,32 derajat. “Jadi, kitab Sullamun Nayyiren dan Irshodul Jadid menyimpulkan 1 Ramadan pada hari Selasa tanggal 9 Juli, sedang dua kitab dan satu rumus modern menyimpulkan 1 Ramadan jatuh pada hari Rabu 10 Juli,” katanya.

Advertisement

Menyikapi hal itu, PWNU Jatim menunggu hasil rapat Badan Hisab dan Rukyat Provinsi Jatim, hasil Rukyatul Hilal pada 8 Juli 2013, dan hasil Isbat Menteri Agama pada hari yang sama. “Kita tunggu, apakah bulan Syaban diistikmalkan, disempurnakan 30 hari, atau hilal mungkin dirukyat,” katanya.

Sementara itu, Muhammadiyah memastikan awal Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Selasa Wage atau 9 Juli 2013 Masehi, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menyepakatinya melalui ketentuan yang telah ditetapkan. Awal Ramadan pada 9 Juli 2013,” ujar Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Nadjib Hamid.

Penetapan yang ditandatangani oleh Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013.

Advertisement

“Tahun ini, awal Ramadan berpotensi terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadan, karena diperkirakan ketinggian hilal kurang dari satu derajat, namun diperkirakan Hari Raya Idul Fitri bersamaan. Meski berpotensi tidak sama di awal puasa, namun tidak perlu ada perdebatan,” katanya menambahkan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif