Jogja
Sabtu, 15 Juni 2013 - 08:12 WIB

UKM Korban Gempa Jogja Berharap Penghapusan Kredit Macet Selesai Juni

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters

JOGJA-Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) korban gempa mengharapkan penghapusan kredit macet dapat diselesaikan secara keseluruhan pada Juni 2013.

Advertisement

Ketua Umum Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Daerah Istimewa Yogyakarata (DIY), Prasetyo Atmosutidjo, Sabtu (15/6/2013) mengatakan sebelumnya penghapusan kredit macet disepakati selesai pada Februari lalu.

“Paling tidak kami harapkan bulan Juni ini sudah dapat dihapuskan secara keseluruhan. Sebab bulan ini kami akan menghadapi banyak tantangan,” katanya.

Menurut Prasetyo, apabila pemutihan atau penghapusan kredit macet tidak segera direalisasikan maka UKM kesulitan bangkit kembali.

Advertisement

Apalagi, bulan ini harus menghadapi banyak tantangan antara lain kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) serta kenaikan suku bunga 6%.

Padahal, kata dia, jika pelaku UKM dapat didorong kembali untuk bangkit, selain mampu menopang perekonomian juga mampu memberikan banyak lapangan kerja bagi masyarakat.

“Permintaan produksi hingga saat ini masih banyak. Buyer dari luar negeri juga masih gencar melirik produk kami. Namun tidak didukung dengan akses permodalan,”katanya.

Advertisement

Beberapa Bank yang masih belum membebaskan kredit macet, ia menyebutkan, antara lain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

“Kalau secara keseluruhan yang belum dibebaskan kurang lebih 1.000 UMKM.Padahal janjinya Februari sudah bisa tuntas,”katanya.

Sebelumnya, pada 4 Februari 2013 Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)Dahlan Iskan dan Komisi VI DPR RI telah sepakat untuk menghapus seluruh kredit macet UKM korban gempa DIY.

“Untuk bertahan bagi UMKM yang masih belum mendapatkan akses permodalan ya mengandalkan biaya seadanya. Jadi hasil produksi tidak dapat maksimal di tengah persaingan yang ketat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif